Friday, July 6, 2018

Cerita Dewasa - Ada Malam Pertama Pengantin Baru

Cerita Dewasa - Ada Malam Pertama Pengantin Baru




Back To Seks - Masih terbayang dalam ingatanku perasaan bahagia dan lega Cerita Malam Pertama Pengantin Baru ketika selesai menyampaikan ijab kabul di muka penghulu tadi pagi. Bahagia karena sukses menyunting gadis yang kucintai, lega sebab telah sukses melewati cobaan dan rintangan yang paling berat selama nyaris sepuluh tahun hubungan kami

Wangi melati harum semerbak hingga ke masing-masing sudut kamar pengantin yang dihias berwarna berpengaruh merah jambu Cerita Malam Pertama Pengantin Baru. Dan, di sisiku tergeletak gadis yang amat paling kucintai, berbalut daster tipis yang pun berwarna merah jambu. Matanya yang estetis dan jernih menatapku sarat rasa cinta, sedangkan jemarinya yang halus mengelus lembut tanganku yang sedang memeluknya. Kulitnya tidak terlampau putih, namun halus dan mulus. Dia, yang kukenal ketika sama-sama duduk di bangku kuliah, yang menjadi incaran semua pemuda di kampus, kini telah sah menjadi istriku.

Cerita Malam Pertama Pengantin Baru ini ialah malam kesatu kami sah guna sekamar dan seranjang. Tidak terdapat lagi rasa fobia atau cemas dipergoki orang, tidak terdapat lagi rasa terburu-buru, dan pun tidak terdapat lagi rasa berdosa laksana yang kami rasakan dan alami sekitar berpacaran. Masa pacaran kami memang tidak terlampau “bersih”, saling cium, saling raba bahkan hingga ke tingkat Heavy Petting tidak jarang kami lakukan. Tapi, dengan sarat rasa sayang dan tanggungjawab, aku sukses mempertahankan kesuciannya sampai ketika ini. Aku bangga bakal hal itu.



Suasana yang romantis diperbanyak dengan sejuknya hembusan AC sungguh membangunkan nafsu Cerita Malam Pertama Pengantin Baru. Kupeluk dia, kukecup keningnya kemudian kuajak dia guna berdoa pada Yang Maha Kuasa laksana pesan mertua laki-lakiku tadi. Andaikan apa yang kami kerjakan malam ini menumbuhkan embrio dalam rahim, lindungi dan hindarilah dia dari godaan setan yang terkutuk.

Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung dan hingga ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait dibuntuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tanganku yang tadinya mendekap punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan mengarah ke ke payudaranya yang lumayan besar. Sungguh pintar dia ini memilih daster yang berkancing di depan dan melulu 4 buah, mudah untuk tanganku guna membukanya tanpa mesti melihat. Cerita Malam Pertama Pengantin Baru Tidak lama lantas kaitan BH-nya sukses dilepaskan oleh tanganku yang sudah lumayan terlatih ini. Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan paling indah. Daster dan BH itupun segera terlempar ke lantai.

Sementara itu, dia pun telah sukses membuka kancing piyamaku, melepas singlet dan pun celana panjangku. Hanya bermukim celana dalam setiap yang masih mengasingkan tubuh telanjang kami berdua.

Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, kemudian kubisikkan ucapan-ucapan cinta padanya. Dia tersenyum dan menatapku sambil berbicara bahwa dia pun amat mencintaiku. Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, kemudian dengan amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit estetis itu hingga ke puncaknya. Kujilati dan kukulum puting susunya yang telah mengacung keras. dia mulai mendesah dan meracau tidak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam dan bibirnya yang merah estetis itu tidak banyak merekah. Sungguh merangsang. Tanganku mengelus, meremas dan memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Cerita Malam Pertama Pengantin Baru Aku tidak hendak buru-buru, aku hendak menikmati detik demi detik yang estetis ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin binal mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang unik dan menjambaknya, yang menciptakan nafsuku semakin bergelora.



Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, menciptakan kemaluanku yang telah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Kubelai kakinya sejauh tanganku dapat menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, beralih dari kiri ke kanan, seraya sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tidak terlampau lebat namun terawat teratur. Sementara dia rupanya telah tidak sabar, dielus dan digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun urusan tersebut sudah tidak jarang kurasakan dalam kencan-kencan binal kami sekitar berpacaran, namun kali ini rasanya lain. Cerita Malam Pertama Pengantin Baru Pikiran dan konsentrasiku bukan lagi terpecah.

Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, mengarah ke ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, dan semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, kemudian jari tengahku mulai menguak ke tengah. Kubelai dan kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah paling licin dan basah. Tubuh dia mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, pun ke atas dan ke bawah. Keringatnya semakin deras terbit dari tubuhnya yang wangi. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Cerita Malam Pertama Pengantin Baru Sementara tangannya semakin buas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang dan melengkung, lantas terhempas ke lokasi tidur disertai erangan panjang. Orgasme yang kesatu telah sukses kupersembahkan untuknya.

Dipeluknya Cerita Malam Pertama Pengantin Baru aku dengan keras seraya berbisik, “Ohh, nikmat sekali. terima kasih sayang.” Aku tidak hendak istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, kemudian dengan perlahan kuciumi dia dari kening, ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah. Deru nafasnya kembali tersiar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina diperbanyak dengan air liurku menciptakan lubang hangat tersebut semakin basah. Kumainkan klitorisnya dengan lidah, seraya kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya pulang mengacak-acak rambutku, dan sesekali kukunya yang tidak terlampau panjang menancap di kepalaku. Ngilu namun nikmat rasanya. Kepalanya terangkat kemudian terbanting pulang ke atas bantal menahan kesenangan yang amat sangat. Perutnya tampak naik turun dengan cepat, sedangkan kedua kakinya memelukku dengan kuat.

Beberapa ketika kemudian Cerita Malam Pertama Pengantin Baru, ditariknya kepalaku, lantas diciumnya aku dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam seraya meminta ijin dalam hati untuk membayar tugasku sebagai suami. Tanpa kata, namun sampai pun rupanya. Sambil tersenyum paling manis, dianggukkannya kepalanya.

Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku mengarah ke ke kewanitaannya. Kugosok-gosok sedikit, lantas dengan amat perlahan, kutekan dan kudorong masuk. dia mengerang keras, dan sebab mungkin kesakitan, tangannya mendorong bahuku sampai-sampai tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat terdapat air mata meleleh di sudut matanya. Aku tidak tega, aku kasihan! Kupeluk dan kuciumi dia. Hilang telah nafsuku saat tersebut juga.

Setelah beristirahat sejumlah lama, kucoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Aku paling mencintainya sampai-sampai aku tidak tega guna menyakitinya.

Cerita Malam Pertama Pengantin Baru Malam tersebut kami tidur berdekapan dengan tubuh masih telanjang. Dia meminta maaf, dan dengan tulus dan sarat kerelaan dia kumaafkan. Malam tersebut kami bertukar pikiran mengenai perkosaan. Kalau hubungan yang didasari oleh kerelaan dan rasa sayang saja susah, agak tidak masuk diakal bila seorang perempuan diperkosa oleh seorang lelaki tanpa menciptakan wanita tersebut tidak sadarkan diri. Bukankah si wanita tentu berontak dengan sekuat tenaga?

Malam Kedua | Cerita Malam Pertama Pengantin Baru.
Jam 10 malam kami berdua masuk kamar bergandengan mesra, dibuntuti oleh sejumlah pasang mata dan ejekan Saudara-Saudara Iparku. Tidak terdapat rasa jengah atau malu, laksana yang kami alami pada masa-masa mata Receptionist Hotel mengekor langkah-langkah ketika kami pacaran dulu. Olok-olok dan sindiran-sindiran yang mengarah dari mulut Saudara-Saudara Iparku, kutanggapi dengan senang dan bahagia.

Cerita Malam Pertama Pengantin Baru Siang tadi, kami berdua membeli kitab mengenai Seks dan Perkimpoian, yang di dalamnya ada gambar anatomi tubuh lelaki dan wanita. Sambil berdekapan bersandar di lokasi tidur, kami baca kitab itu halaman demi halaman, khususnya yang sehubungan dengan hubungan Seks. Sampai pada halaman tentang Anatomi, kami sepakat guna membuka baju masing-masing. Giliran kesatu, dia mencocokkan kemaluanku dengan gambar yang terdapat di buku. Walau belum disentuh, kemaluanku telah menggembung besar dan keras. dia membelai dan membolak balik “benda” tersebut sambil memperhatikannya dengan seksama. Hampir saja dia memasukkan dan mengulumnya sebab tidak tahan dan gemas, namun kutahan dan kularang. Aku belum mendapat giliran.

Kemudian Cerita Malam Pertama Pengantin Baru, kuminta dia berbaring telentang di lokasi tidur, unik lututnya seraya sedikit mengangkang. Mulanya dia tidak inginkan dan malu, tapi sesudah kucium mesra, kesudahannya menyerah. Aku memungut posisi telungkup di bawahnya, muka dan mataku serupa di atas vaginanya. Terlihat unsur dalamnya yang merah darah, sungguh merangsang. Dengan dua jari, kubuka dan kuperhatikan bagian-bagiannya. Seumur hidupku, baru kali ini aku menyaksikan kemaluan seorang perempuan dengan jelas. Walaupun sering mengerjakan oral, namun belum pernah melihat lagipula memerhatikannya sebab selalu kulakukan dengan mata tertutup. Aku baru tahu bahwa klitoris bentuknya tidak bulat, namun agak memanjang. Aku dapat mengidentifikasi mana yang dinamakan Labia Mayor, Labia Minor, Lubang Kemih, Lubang Senggama, dan yang membuatku merasa paling beruntung, aku dapat melihat apa yang disebut Selaput Dara, benda yang sukses kujaga utuh sekitar 10 tahun. Jauh dari bayanganku sekitar ini. Selaput tersebut ternyata tidak bening, namun berwarna sama dengan lainnya, merah darah. Ditengahnya terdapat lubang kecil. Sayang aku tidak ingat lagi, laksana apa format lubang tersebut.

Cerita Malam Pertama Pengantin Baru Tidak tahan berlama-lama, segera kulempar kitab itu ke lantai, dan mulai kuciumi kemaluan dia itu. Kumainkan klitorisnya dengan lidahku yang basah, hangat dan kasar, sampai membuat dia pulang mengejang, mengerang dan mendesah. Kedua kakinya mengapit kepalaku dengan erat, seakan tidak rela guna melepaskannya lagi. Kupilin, kusedot, dan kumain-mainkan benda kecil tersebut dengan lidah dan mulutku. Berdasarkan teori-teori yang kuperoleh dari Buku, Majalah maupun VCD Porno, di antara pemicu orgasme wanita ialah klitorisnya. Inilah saatnya aku mempraktekkan apa yang sekitar ini melulu jadi teori semata.

Dia semakin liar, bahkan hingga terduduk menahan kesenangan yang amat sangat. Dia lalu unik pinggulku, sampai-sampai posisi kami menjadi berbaring menyamping berhadapan, namun terbalik. Kepalaku sedang di depan kemaluannya, sedangkan dia dengan rakusnya sudah melahap dan mengulum kemaluanku yang sudah paling keras dan besar. Nikmat tiada tara. Tapi, aku kendala untuk mengerjakan oral terhadapnya dalam posisi laksana ini. Jadi kuminta dia telentang di lokasi tidur, aku naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik. Kami pernah sejumlah kali mengerjakan hal yang sama dulu, namun rasa yang dimunculkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan dan elusan | belaian | belaian lidahnya yang hangat dan kasar itu. Apalagi bila dia memasukkan kemaluanku ke mulutnya laksana akan menelannya, lantas bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.

Karena nyaris tidak tertahankan lagi, aku segera mengolah posisi. Muka kami berhadapan, pulang kutatap matanya yang sangat estetis itu. Kubisikkan bahwa aku paling menyayanginya, dan aku pun bertanya apakah kira-kira dia bakal tahan kali ini. Setelah menghirup bibirku dengan gemas, dia memintaku guna melakukannya pelan-pelan.

Kutuntun kemaluanku mengarah ke vaginanya. Cerita Malam Pertama Pengantin Baru Berdasarkan gambar dan apa yang sudah kuperhatikan tadi, aku tahu di mana kira-kira letak Liang Senggamanya. Kucium dia, seraya kuturunkan pinggulku pelan-pelan. Dia mengerang tertahan, namun kali ini tangannya bukan lagi mendorong bahuku. Kuangkat lagi pinggulku sedikit, seraya bertanya apakah terasa paling sakit. Dengan isyarat gelengan kepala, kutahu bahwa dia pun sangat menginginkannya. Setelah kuminta dia untuk menyangga sakit sedikit, dengan perlahan tapi tentu kutekan pinggulku, kumasukkan kemaluanku tersebut sedikit demi sedikit. Kepalanya terangkat ke atas menyangga sakit. Kuhentikan usahaku, seraya kutatap lagi matanya. Ada titik air mata di sudut matanya, tetapi seraya tersenyum dia menganggukkan kepalanya. Kuangkat sedikit, lantas dengan tidak banyak tekanan, kudorong dengan kuat. Dia merintih keras seraya menggigit powerful bahuku. Kelak, bekas gigitan tersebut baru hilang setelah sejumlah hari. Akhirnya, semua batang kemaluanku sukses masuk ke dalam lubang vagina dia tercinta. Aku bangga dan bahagia telah sukses melakukan tugasku. Kucium dia dengan mesra, dan kuseka butir air mata yang mengalir dari matanya. Dia membuka matanya, dan aku dapat menyaksikan bahwa dibalik kesakitannya, dia pun sangat bahagia.

Cerita Malam Pertama Pengantin Baru Perlahan kutarik kemaluanku keluar, kutekan lagi, kutarik lagi, begitu terus berulang-ulang. Setiap kutekan masuk, dia mendesah, dan kali ini, tidak lagi suara dari rasa sakit. Kurasa, dia telah mulai bisa menikmatinya. Permukaan lembut dan hangat dalam liang tersebut seperti mengelus dan mengurut kemaluanku. Rasa nikmat tiada tara, yang baru kali ini kurasakan. Aku memang belum pernah bersenggama dalam makna sesungguhnya sebelum ini. Butir-butir keringat mulai mengairi tubuh telanjang kami berdua. Nafsu birahi yang sudah lama terbendung terpuaskan lepas ketika ini. Kepala dia mulai menghempaskan ke kiri dan ke kanan, diiringi rintihan dan desahan yang menciptakan nafsuku semakin bergelora. Tangannya mendekap erat tubuhku, seraya sekali-sekali kukunya menancap di punggungku. Desakan demi tekanan tidak tertahankan lagi, dan seraya menancapkan batang kemaluanku dalam-dalam, kusemburkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam rahim dia. Aku kalah kali ini.

Kupeluk dan kuciumi wajah dia yang basah oleh keringat, seraya berucap terima kasih. Matanya yang jernih indah menatapku bahagia, dan seraya tersenyum dia berkata, “sama-sama.” Kutitipkan padanya untuk mengawal baik-baik anak kami, bila embrio itu tumbuh nanti. Kami baru sadar bahwa kami tak sempat berdoa sebelumnya, namun mudah-mudahan Yang Maha Esa tidak jarang kali melindungi embrio yang bakal tumbuh itu.

Cerita Malam Pertama Pengantin Baru Seprai merah jambu kini bernoda darah. Mungkin sebab selaput dara dia lumayan tebal, noda darahnya lumayan banyak, sampai menembus ke kasur. Akan menjadi kenang-kenangan kami selamanya.

Cerita Malam Pertama Pengantin Baru Malam tersebut kami nyaris tidak tidur. Setelah beristirahat sejumlah saat, kami melakukannya lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali, namun yang pasti, pada hubungan yang ke dua sesudah tertembusnya selaput dara itu, aku sukses membawa dia orgasme, bahkan lebih dari satu kali. Aku yang telah kehilangan tidak sedikit sperma, menjadi paling kuat dan tahan lama, sampai-sampai akhirnya dia menyerah kalah dan terbaring dalam kesenangan dan keletihan yang amat sangat.

Cerita Malam Pertama Pengantin Baru Saat ini, kami sudah mempunyai 3 orang anak yang lucu-lucu. Tapi gairah dan nafsu laksana tidak pernah padam. Dalam umur kami yang mendekati 40 tahun, kami masih mampu melakukannya 2-3 kali seminggu, bahkan tidak jarang, lebih dari satu kali dalam semalam.Nafsu yang didasari oleh cinta, memang tidak pernah padam. Aku sangat menyukai dia, begitupun yang kurasakan dari dia.

Posted by : Miracle Tan

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.