Cerita Dewasa - Gairah Mesum Model HOT IGO
BACKTOSEKS - Maya baru saja selesai mandi pagi, tubuhnya kini terasa segar. Pagi ini ia harus menemui pak Dedi ketua jurusan fakultas hukum di kampusnya. Dia berusaha memakai pakaian serapih mungkin, diluar kebiasaanya setiap ke kampus yg selalu memakai pakaian casual. Maya sdh menduga cepat atau lambat ia akan dipanggil oleh pihak kampus berkaitan dgn foto-fotonya yg dimuat di subuah majalah khusus pria.
Biaya kuliah saat ini sangat mahal, apalagi usaha orang tuanya agak tersendat sehingga otomatis aliran uang pun tersendat. Beruntung seorang teman menawarinya pekerjaan menjadi model di sebuah majalah khusus pria dewasa, syaratnya tentu saja harus berani tampil hot. Maya menerima tawaran itu dan fotonya pun kerap menghiasi majalah pria dewasa, uang yg diterimanya pun cukup lumayan. Namun meski begitu, tetap saja penghasilannya belum cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup dan kuliahnya, oleh karena itu di waktu luang ia juga menjadi “escort”.
Maya bercermin untuk terakhir kalinya, mengagumi tubuhnya sendiri, rambut panjang, body ideal dan buah dada yg membanggakan. Maya tak pernah memakai make up berlebih, ia mempunyai kecantikan alami, kecantikan yg banyak membuat mata para lelaki terbelalak. Hari ini Maya sengaja memakai rok hitam diatas lutut dan blouse putih yg ketat mencetak buah dadanya.
Dia tiba di ruang ketua jurusan sedikit terlambat akibat macet. Maya mengetuk pintu dan masuk, ia sedikit terkejut karena selain pak Dedi, disana ada pak Arif pembantu rektor, dan pak Agus dosen di fak hukum. Di meja kerja pak Dedi tergeletak majalah dewasa yg memuat gambar gambar panas Maya yg semi nude
Maya sedikit panik, karena ia tak menygka harus bertemu tiga orang itu, tadinya ia akan sedikit “merayu” ketua jurusan seandainya ia akan kena sanksi, tp sekarang?
“Silakan duduk” kata pak Dedi.
“Pagi pak” jawab Maya sembari duduk.
“Maya… kamu dipanggil kemari sehubungan dgn foto kamu yg dimuat di majalah ini. Kamu tahu ini bisa mencoreng nama baik kampus ini” kata pak Dedi.
“Tp pak… foto ini punya estetika seninya , bukan gambar tabloid murahan. Apalagi majalah ini punya reputasi yg bagus” Maya membela diri.
“Meski begitu bukan berarti kamu bisa bebas seperti ini, ingat reputasi terhormat kampus kita, apalagi dimana kamu kuliah tertulis jelas disitu.” kata pak Arif
Maya menyadari bahwa percuma ia berdebat, ia pasti kalah. Namun ia tetap mencari cara bagaimana ia bisa keluar dari masalah ini. Maya berusaha menarik simpati mereka.
“Maaf pak… sekarang ekonomi keluarga saya sedang bermasalah, sementara kebutuhan saya banyak terutama untuk membayar uang kuliah pak” kata Maya sedikit memelas.
“Tp kan kamu bisa bilang. Atau setidaknya mengajukan permohonan beasiswa” kata pak Agus.
“Maaf Maya, namun demi nama baik kampus kita, kamu bisa saja kami keluarkan ” kata pak Dedi kemudian.
Maya sedikit panik, ia sdh setngah jalan di fakultas hukum, ia tak mau jika harus berhenti di tengah jalan, dan menyia-nyiakan tahun-tahunnya.
“Aduh… pak, tolong saya mohon kebijaksanaannya, saya siap melakukan apa saja pak” kata Maya.
Ruangan itu mendadak sunyi. Maya kemudian menyesali ucapannya, ia bisa merasakan ketiga mata lelaki itu memandanginya dgn penuh minat. Keringat dingin keluar dari dahi Maya.
“Kami bisa mempertimbangkannya kembali kok Maya. Tp tentu saja sesuai kata kata kamu, kamu harus melakukan sesuatu”
“Maksud bapak?” Maya mulai menduga apa yg ada di balik otak dosennya itu.
“Kamu terlihat sangat berbakat di majalah ini. Sekarang, seberapa jauh kamu bisa memanfaatkan “bakat” kamu itu untuk menolong kuliah kamu” kata pak Dedi sambil tersenyum nakal.
Maya mengerti maksud perkataan itu, ia memang tak punya banyak pilihan, namun ia juga sedikit enggan harus melayani ketiga dosen bejatnya ini.
“Saya mengerti pak, tp saya juga punya syarat. Semuanya hanya dilakukan hari ini, di tempat ini, dan tidak berlanjut ke hari atau waktu lain” kata Maya.
Ketiga orang itu terlihat ragu, mereka saling memandang. Maya tahu ia harus memanfaatkan keraguan mereka. Maya pun berpindah tempat duduk ke sofa, disana ia sengaja memamerkan pahanya yg mulus, membuat ketiga pria ia itu menelan ludah.
“Bagaimana pak, setuju?” kata Maya sambil membuka dua kancing blousenya dan menyibakan rambutnya ke belakang.
Pak Dedi orang pertama yg menghampiri Maya, celananya terlihat menggembung. Pak Dedi kemudian berlutut diantara kaki Maya. Maya menyambutnya dgn melebarkan kakinya, ia membiarkan tangan pak Dedi menyusuri kaki dan pahanya sampai ke pangkal paha.
Pak Arif menyusul mendekati Maya, dgn sedikit kasar ia meremas buah dada Maya dan mencubit putingnya. Sementara pak Rudi melepaskan rok mini dan celana dalam Maya, ia terpana melihat keindahan mEmek Maya yg tertutup sedikit rambut halus. Pak Rudi mendorong Maya agar berbaring di sofa untuk kemudian ia menjilati mEmek Maya penuh nafsu dgn jilatan yg hangat dan basah.
“Kamu cantik sekali Maya” kata pak Arif sambil melepas blouse Maya dan branya.
“Dan ingat, kamu harus melakukan apa saja hari ini sesuai perintah kami” kata pak Arif kemudian.
Maya kembali berkeringat dingin, kata-kata pak Arif membuatnya berpikir, apakah ada yg lebih buruk dripada harus melayani nafsu bejat ketiga dosennya ini?
“Tp… aahh ” Maya tak dapat melanjutkan kata-katanya ketika pak Arif menyedot buah dadanya dgn kasar, sementara buah dada satunya jadi mainan pak Agus.
Serangan bersamaan pada tubuhnya menimbulkan efek yg luar biasa bagi Maya, ini pertama kalinya ia harus melayani tiga pria sekaligus. Maya merasakan ada sesuatu dalam tubuhnya yg siap meledak. Sementara bagai kelaparan pak Dedi masih menjilati mEmek Maya, tak lama kemudian Maya merasakan sesuatu yg hangat dan basah mengalir diantara kakinya, dan tubuhnya seolah kehilangan tenaga.
Rasa geli dan nikmat muncul ketika pak Arif menjilati seluruh tubuh Maya, dari leher sampai perut, tangannya tak lepas dari buah dada Maya. Maya mencoba menikmati dan meresapi semua rangsangan yg ia dapatkan dari tiga orang ini. Perlahan tp pasti jilatan jilatan pak Dedi membuat Maya mencapai kembali orgasme.
“Aaahh ahhhh… pak… aauhhhh…” rintih Maya, tubuhnya kembali melemas.
Belum sempat Maya mengumpulkan tenaga, tiba-tiba pak Dedi bekata,
“Yahh belum apa-apa udah lemes. Sekarang kan kita baru mau mulai”
Maya terkejut melihat k0ntol pak Dedi saat ia melepas celananya. besar dan panjang menegang, ia khawatir tak snggup menghadapinya, ia menggeleng dan sedikit protes..
“Nanti dulu pak… bentar saya masih lemas… bentar lagi…”
Hehehe ingat perjanjiannya kan? apalgi kamu bilang harus hari ini dan saat ini juga. Hehehe… siap atau enggak ya harus mau, hehehe” kata pak Dedi tak mempedulikan perotes Maya.
Pak Rudi kemudian memasukan k0ntolnya ke mEmek Maya. Setiap inchi k0ntol pak Rudi masuk, sebuah kesakitan dirasakan Maya, yg walau sdh tidak virgin namun mEmeknya masih sempit. Maya mengerang saat kepala k0ntol menerobos masuk, namun ia sedikit tertolong oleh cairan yg keluar akibat rangsangan sebelumnya. Setelah beberapa lama k0ntol pak Dedi terlihat terbenam di dalam mEmek Maya, ia menggeram puas, ia kemudian mengatur posisi untuk siap menggenjot tubuh Maya. Cerita Mesum
Maya menangis kesakitan saat gigi pak Agus menggigit buah dadanya sampai lecet, namun belum juga penderitaannya berakhir pak Arif ikut ikutan menggigit buah dada Maya yg satunya, hingga kedua buah dadanya menjadi lecet.
“Aawww sakit… jangan kasar-kasar pak… tolong…” ucap Maya kesakitan.
Mereka berdua malah menjilati dan menyedot buah dada Maya tepat dilukanya, membuat Maya menangis kesakitan. Menahan sakit, Maya menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, ia menyesali perkataanya tadi. Ia tak sengaja bicara seperti itu, bahwa ia siap melakukan apa saja. Sedikit kesadaran membuatnya ia tiba tiba berontak. Dgn k0ntol yg masih menancap di mEmek Maya, Dedi berkata,
eeitt mo kemana sayang? Ingat kamu berjanji memberikan bakat kamu ke kita bertiga, hehehehe”
Maya lemas tak berdaya, ia hanya bisa pasrah sekarang, ia tak menygka akan menjadi begini. Penderitaan Maya makin bertambah saat tiba-tiba pak Dedi mempercepat genjotannya, mEmek Maya terasa sangat sakit harus menerima beban di luar kapasitasnya. Menit demi menit berlalu, menit-menit penuh kesakitan bagi Maya.
Diantara rasa sakit Maya merasakan cairan hangat mengalir diantara kakinya, sebentar lagi akan mencapai orgasme. Pak Arif dan pak Agus sdh melepaskan mulutnya dari buah dada Maya, namun mereka masih tetap meremas remas buah dada Maya yg terlihat sdh memar dan lecet. Tiba-tiba, pak Rudi mencabut k0ntolnya dari mEmek Maya, sambil tiba-tiba membalikan tubuh Maya. Tanpa basa basi lagi ia menusukan k0ntolnya ke anus Maya. Maya tak sempat menjerit karena, mulutnya telah disumpal oleh k0ntol pak Arif.
Dgn menahan sakit ia juga harus mengocok k0ntol pak Arif dgn mulutnya. Akhirnya karena tak tahan menahan kesakitan Maya akhirnya tak sadarkan diri. Entah berapa lama Maya pingsan namun ketika sadarkan diri rasa sakit itu belum hilang, bahkan k0ntol pak Agus kini sedang menancap di mEmeknya, dan di buah dadanya terasa cairan putih kental, juga di mulutnya.
“Hehehe… sdh bangun sayang. Tenang sebentar lagi bapak selesai kok” kata pak Agus.
Maya agak sedikit lega sampai tiba-tiba pak Arif berkata,
“Setelah ini kamu harus melayani kita bertiga sekaligus. Kalo sampe pingsan, kita akan panggil engkus satpam kampus untuk menikmati tubuh kamu juga hahahahah…”
Posted by : Miracle Tan
Biaya kuliah saat ini sangat mahal, apalagi usaha orang tuanya agak tersendat sehingga otomatis aliran uang pun tersendat. Beruntung seorang teman menawarinya pekerjaan menjadi model di sebuah majalah khusus pria dewasa, syaratnya tentu saja harus berani tampil hot. Maya menerima tawaran itu dan fotonya pun kerap menghiasi majalah pria dewasa, uang yg diterimanya pun cukup lumayan. Namun meski begitu, tetap saja penghasilannya belum cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup dan kuliahnya, oleh karena itu di waktu luang ia juga menjadi “escort”.
Maya bercermin untuk terakhir kalinya, mengagumi tubuhnya sendiri, rambut panjang, body ideal dan buah dada yg membanggakan. Maya tak pernah memakai make up berlebih, ia mempunyai kecantikan alami, kecantikan yg banyak membuat mata para lelaki terbelalak. Hari ini Maya sengaja memakai rok hitam diatas lutut dan blouse putih yg ketat mencetak buah dadanya.
Dia tiba di ruang ketua jurusan sedikit terlambat akibat macet. Maya mengetuk pintu dan masuk, ia sedikit terkejut karena selain pak Dedi, disana ada pak Arif pembantu rektor, dan pak Agus dosen di fak hukum. Di meja kerja pak Dedi tergeletak majalah dewasa yg memuat gambar gambar panas Maya yg semi nude
Maya sedikit panik, karena ia tak menygka harus bertemu tiga orang itu, tadinya ia akan sedikit “merayu” ketua jurusan seandainya ia akan kena sanksi, tp sekarang?
“Silakan duduk” kata pak Dedi.
“Pagi pak” jawab Maya sembari duduk.
“Maya… kamu dipanggil kemari sehubungan dgn foto kamu yg dimuat di majalah ini. Kamu tahu ini bisa mencoreng nama baik kampus ini” kata pak Dedi.
“Tp pak… foto ini punya estetika seninya , bukan gambar tabloid murahan. Apalagi majalah ini punya reputasi yg bagus” Maya membela diri.
“Meski begitu bukan berarti kamu bisa bebas seperti ini, ingat reputasi terhormat kampus kita, apalagi dimana kamu kuliah tertulis jelas disitu.” kata pak Arif
Maya menyadari bahwa percuma ia berdebat, ia pasti kalah. Namun ia tetap mencari cara bagaimana ia bisa keluar dari masalah ini. Maya berusaha menarik simpati mereka.
“Maaf pak… sekarang ekonomi keluarga saya sedang bermasalah, sementara kebutuhan saya banyak terutama untuk membayar uang kuliah pak” kata Maya sedikit memelas.
“Tp kan kamu bisa bilang. Atau setidaknya mengajukan permohonan beasiswa” kata pak Agus.
“Maaf Maya, namun demi nama baik kampus kita, kamu bisa saja kami keluarkan ” kata pak Dedi kemudian.
Maya sedikit panik, ia sdh setngah jalan di fakultas hukum, ia tak mau jika harus berhenti di tengah jalan, dan menyia-nyiakan tahun-tahunnya.
“Aduh… pak, tolong saya mohon kebijaksanaannya, saya siap melakukan apa saja pak” kata Maya.
Ruangan itu mendadak sunyi. Maya kemudian menyesali ucapannya, ia bisa merasakan ketiga mata lelaki itu memandanginya dgn penuh minat. Keringat dingin keluar dari dahi Maya.
“Kami bisa mempertimbangkannya kembali kok Maya. Tp tentu saja sesuai kata kata kamu, kamu harus melakukan sesuatu”
“Maksud bapak?” Maya mulai menduga apa yg ada di balik otak dosennya itu.
“Kamu terlihat sangat berbakat di majalah ini. Sekarang, seberapa jauh kamu bisa memanfaatkan “bakat” kamu itu untuk menolong kuliah kamu” kata pak Dedi sambil tersenyum nakal.
Maya mengerti maksud perkataan itu, ia memang tak punya banyak pilihan, namun ia juga sedikit enggan harus melayani ketiga dosen bejatnya ini.
“Saya mengerti pak, tp saya juga punya syarat. Semuanya hanya dilakukan hari ini, di tempat ini, dan tidak berlanjut ke hari atau waktu lain” kata Maya.
Ketiga orang itu terlihat ragu, mereka saling memandang. Maya tahu ia harus memanfaatkan keraguan mereka. Maya pun berpindah tempat duduk ke sofa, disana ia sengaja memamerkan pahanya yg mulus, membuat ketiga pria ia itu menelan ludah.
“Bagaimana pak, setuju?” kata Maya sambil membuka dua kancing blousenya dan menyibakan rambutnya ke belakang.
Pak Dedi orang pertama yg menghampiri Maya, celananya terlihat menggembung. Pak Dedi kemudian berlutut diantara kaki Maya. Maya menyambutnya dgn melebarkan kakinya, ia membiarkan tangan pak Dedi menyusuri kaki dan pahanya sampai ke pangkal paha.
Pak Arif menyusul mendekati Maya, dgn sedikit kasar ia meremas buah dada Maya dan mencubit putingnya. Sementara pak Rudi melepaskan rok mini dan celana dalam Maya, ia terpana melihat keindahan mEmek Maya yg tertutup sedikit rambut halus. Pak Rudi mendorong Maya agar berbaring di sofa untuk kemudian ia menjilati mEmek Maya penuh nafsu dgn jilatan yg hangat dan basah.
“Kamu cantik sekali Maya” kata pak Arif sambil melepas blouse Maya dan branya.
“Dan ingat, kamu harus melakukan apa saja hari ini sesuai perintah kami” kata pak Arif kemudian.
Maya kembali berkeringat dingin, kata-kata pak Arif membuatnya berpikir, apakah ada yg lebih buruk dripada harus melayani nafsu bejat ketiga dosennya ini?
“Tp… aahh ” Maya tak dapat melanjutkan kata-katanya ketika pak Arif menyedot buah dadanya dgn kasar, sementara buah dada satunya jadi mainan pak Agus.
Serangan bersamaan pada tubuhnya menimbulkan efek yg luar biasa bagi Maya, ini pertama kalinya ia harus melayani tiga pria sekaligus. Maya merasakan ada sesuatu dalam tubuhnya yg siap meledak. Sementara bagai kelaparan pak Dedi masih menjilati mEmek Maya, tak lama kemudian Maya merasakan sesuatu yg hangat dan basah mengalir diantara kakinya, dan tubuhnya seolah kehilangan tenaga.
Rasa geli dan nikmat muncul ketika pak Arif menjilati seluruh tubuh Maya, dari leher sampai perut, tangannya tak lepas dari buah dada Maya. Maya mencoba menikmati dan meresapi semua rangsangan yg ia dapatkan dari tiga orang ini. Perlahan tp pasti jilatan jilatan pak Dedi membuat Maya mencapai kembali orgasme.
“Aaahh ahhhh… pak… aauhhhh…” rintih Maya, tubuhnya kembali melemas.
Belum sempat Maya mengumpulkan tenaga, tiba-tiba pak Dedi bekata,
“Yahh belum apa-apa udah lemes. Sekarang kan kita baru mau mulai”
Maya terkejut melihat k0ntol pak Dedi saat ia melepas celananya. besar dan panjang menegang, ia khawatir tak snggup menghadapinya, ia menggeleng dan sedikit protes..
“Nanti dulu pak… bentar saya masih lemas… bentar lagi…”
Hehehe ingat perjanjiannya kan? apalgi kamu bilang harus hari ini dan saat ini juga. Hehehe… siap atau enggak ya harus mau, hehehe” kata pak Dedi tak mempedulikan perotes Maya.
Pak Rudi kemudian memasukan k0ntolnya ke mEmek Maya. Setiap inchi k0ntol pak Rudi masuk, sebuah kesakitan dirasakan Maya, yg walau sdh tidak virgin namun mEmeknya masih sempit. Maya mengerang saat kepala k0ntol menerobos masuk, namun ia sedikit tertolong oleh cairan yg keluar akibat rangsangan sebelumnya. Setelah beberapa lama k0ntol pak Dedi terlihat terbenam di dalam mEmek Maya, ia menggeram puas, ia kemudian mengatur posisi untuk siap menggenjot tubuh Maya. Cerita Mesum
Maya menangis kesakitan saat gigi pak Agus menggigit buah dadanya sampai lecet, namun belum juga penderitaannya berakhir pak Arif ikut ikutan menggigit buah dada Maya yg satunya, hingga kedua buah dadanya menjadi lecet.
“Aawww sakit… jangan kasar-kasar pak… tolong…” ucap Maya kesakitan.
Mereka berdua malah menjilati dan menyedot buah dada Maya tepat dilukanya, membuat Maya menangis kesakitan. Menahan sakit, Maya menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, ia menyesali perkataanya tadi. Ia tak sengaja bicara seperti itu, bahwa ia siap melakukan apa saja. Sedikit kesadaran membuatnya ia tiba tiba berontak. Dgn k0ntol yg masih menancap di mEmek Maya, Dedi berkata,
eeitt mo kemana sayang? Ingat kamu berjanji memberikan bakat kamu ke kita bertiga, hehehehe”
Maya lemas tak berdaya, ia hanya bisa pasrah sekarang, ia tak menygka akan menjadi begini. Penderitaan Maya makin bertambah saat tiba-tiba pak Dedi mempercepat genjotannya, mEmek Maya terasa sangat sakit harus menerima beban di luar kapasitasnya. Menit demi menit berlalu, menit-menit penuh kesakitan bagi Maya.
Diantara rasa sakit Maya merasakan cairan hangat mengalir diantara kakinya, sebentar lagi akan mencapai orgasme. Pak Arif dan pak Agus sdh melepaskan mulutnya dari buah dada Maya, namun mereka masih tetap meremas remas buah dada Maya yg terlihat sdh memar dan lecet. Tiba-tiba, pak Rudi mencabut k0ntolnya dari mEmek Maya, sambil tiba-tiba membalikan tubuh Maya. Tanpa basa basi lagi ia menusukan k0ntolnya ke anus Maya. Maya tak sempat menjerit karena, mulutnya telah disumpal oleh k0ntol pak Arif.
Dgn menahan sakit ia juga harus mengocok k0ntol pak Arif dgn mulutnya. Akhirnya karena tak tahan menahan kesakitan Maya akhirnya tak sadarkan diri. Entah berapa lama Maya pingsan namun ketika sadarkan diri rasa sakit itu belum hilang, bahkan k0ntol pak Agus kini sedang menancap di mEmeknya, dan di buah dadanya terasa cairan putih kental, juga di mulutnya.
“Hehehe… sdh bangun sayang. Tenang sebentar lagi bapak selesai kok” kata pak Agus.
Maya agak sedikit lega sampai tiba-tiba pak Arif berkata,
“Setelah ini kamu harus melayani kita bertiga sekaligus. Kalo sampe pingsan, kita akan panggil engkus satpam kampus untuk menikmati tubuh kamu juga hahahahah…”
Posted by : Miracle Tan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.