Cerita Dewasa - Test Drive mobil Sekalian Salesnya
Back To seks - Nama gue liem, anak sulung dari keluarga biasa aja yang lahir dan besar di sebuah kota yang mendapatkan julukan kota pahlawan. Orang bilang muka gue lumayan ganteng, maklum hasil crossbreeding golden retriever dan cou cou (bercanda, nyokab gue chinese, bokab gw chinese – prancis). Tinggi gue 178cm, dengan patahan badab family pack atau agak buncit dengan berat badan 92kg. Memang keluarga gue tergolong biasa saja, namun begitu orang tua gue ternyata cukup beruntung dengan mampu memiliki rumah di salah satu perumahan elite di sudut timur kota kami. Usia gue 24 tahun, lulusan universitas teknologi terkenal di kota kembang. Gue dua bersaudara, adik gue cewe dan baru masuk kuliah di sebuah universitas di kotaku. Orang tua gue tidak mengizinkan putri kecilnya itu untuk kuliah merantau seperti kokonya ini. Memang dari segi pendidikan dan karier gue termasuk beruntung. Di usia belum mencapai seperempat abad, gue udah menjabat sebagai manager operasional perusahaan makanan yang cukup besar. Dengan semua pencapaian itu gak heran di umur gue yang masih bau kencur ini gue udah sanggup membeli sebuah rumah kecil di sisi lain kota gue, juga sebuah lmpv berlogo dasi kupu-kupu. Gue pilih beli rumah di kawasan ini karena jarak tmpuhnya ke pabrik tempat gue kerja relatif sebentar, paling 30 menit. Kalau gue berangkat dati rumah orang tua, bisa 1 setengah jam baru sampe. Alhasil, tinggalah gue sendiri di rumah tingkat dengan luas tanah 90 meter persegi dengan 3 kamar tidur, salah satunya dengan kamar mandi didalam lengkap dengan jacuzzi.
Mungkin kalian merasa hidup gue beruntung, dan mengira hidup gue dipenuhi dengan wanita-wanita cantik. Tapi percayalah. Kenyataan tidak seindah khayalan. Jujur aja dari jaman sekolah sampai kuliah, gue baru 2 kali pacaran dan sanpai lulus kuliah gue masih perjaka ting-ting. Jangankan ml, ciuman aja gue grogi. Tapi sumpah, gue bukan gay. Gue masih nafsu sama cewe, tapi sampai sekarang didikan orang tua gue tentang agama, dosa, dan bahaya seks bebas ternyata cukup efektif menjaga kelakuan gue. Tapi semua itu berubah setelah gue kecelakaan.
Kecelakaan itu terjadi waktu gue pulang dari pabrik ke rumah orang tua gue di hari selasa. Gak biasanya gue hari kerja pulang ke rumah orang tua. Tapi hari ini kasusnya lain. Tyo (om) nyokab gue meninggal. Otomatis karena gue anak sulung, gue harus nganter nyokab. Waktu gue balik, udah jam 11 malem. Dan perjalanan dari pabrik ke rumah ortu kalau lewat jalur tengah ya lumayan lah, yang biasanya satu setengah jam jadi cuma 45 menit. Mobil gue jalanin kecepatan normal, kurang lebih 90 km per jam. Baru setengah perjalanan tiba-tiba Brakkk……. gue yang lagi nyetir santai sambil ngerokok langsung kaget. Sesaat kemudian gue sadar, kok pintu sebelah penumpang gue gak ada spionnya ya? Padahal gue ada di jalur kiri. Langsung gue sadar gue ditabrak pengendara yang ambil bahu jalan. Dasar anak muda bawaannya panas, langsung gue injek gas, bunyi siulan dari rumah keong pun langsung nyaring. Gue coba kejar pelaku tabrak lari tadi. Jarum spidometer udah mentok di 170 km per jam, mobil tadi hampir kekejar. Setelah gue perhatiin ternyata sebuah H tegak bertipe kota dengan siulan rumah keong yang sedang kejar-kejaran dengan tiga lingkaran yang iklannya britney spears. Setelah mampu menyamai posisi mobil tadi, pelan-pelan gue mulai legowo. Gue pikir percuma gue kejar orang kaya gitu. Alasan gue sederhana, gue besok mau layat orang meninggal. Jangan sampe malah gue yang dilayat. Alasan lainnya, sekalipun mobil gue lengkap dengan rumah keong, tapi ini mobil diesel 1300 cc. Ya nyerah deh….
Skip skip…
Sabtu itu gue langsung urus asuransi untuk perbaikan mobil. Setelah disurvey di bengkel rujukan, estimasi pengerjaan sekitar 1 bulan, bisa 2 bulan tergantung ketersediaan suku cadang. Maklum aja, yang diganti adalah semua panel bagian kiri mobil. Damn…..
Dan masalahnya lagi, mobil belum bisa dikerjain karena panelnya harus inden dulu. Karena kondisi mobil penyok parah, gue pastiin kalo gue gak bisa pake mobil itu buat sementara. Dan kemungkinan setelah perbaikan selesai mobil bakal langsung gue jual. Dengan pertimbangan seperti itu, akhirnya gue putusin untuk liat-liat mobil baru. Dalam perjalanan pulang gue belok ke sebuah show room alfabet no 8 untuk liat dan test drive mobil jkt 48 rasa SUV. Waktu gue masuk ke showroom, seorang sales counter langsung berdiri dan menyapaku:
“Selamat siang ko, saya Via. Ada yang bisa saya bantu?”
“Siang bu, saya mau lihat mobil ini yang ada unit test drivenya?”
“Oh ada koh, sebentar saya minta disiapkan unit test nya. Mau yang otomatis atau manual?”
“Tolong yang matic aja”
“Baik koh, saya minta disiapkan. Silahkan dilihat dulu unit yang ada di display”
“Oke”
Setelah test drive dan nego harga, jujur gue kurang srek dengan mobilnya. Jadilah gue berkelit dengan alasan mau mempertimbangkan dulu. Setelah itu via meminta nomor hp untuk menanyakan kepastian pembelian, prosedur seperti ini standard untuk follow up order kalau pembelian jadi dilaksanakan.
Sementara itu gue baru sadar kalau dari tadi yang melayani gue ternyata masih muda, tingginya sekitar 165 cm, badannya langsing, kulitnya putih, mukanya manis, dan ternyata dia pakai rok pendek sekitar 10 cm diatas lutut. Coba gue sadar dari tadi sih udah gue spik spik aja.
Setelah bersalaman (aduh alus banget) gue langsung cabut balik.
Malem itu akhirnya gue putusin gue gak akan jual mobil gue, dan sementara mending gue pake bmw lama gue yang ada di rumah ortu. Yah, gue punya bmw e34 540 individual. Yah mobil boros sih, tapi seenggaknya gue gak perlu beli mobil baru. Jujur gak pernah kepikir untuk pake mobil ini buat harian lagi. Sekalipun mobil ini terawat dan penampilannya gak kalah sama mobil baru, tetep aja gak bisa ngumpetin 4000 cc dari atm gue. Skali isi full tank dari sprempat tanki udah 75 liter pertamax bos… itu juga kalau buat ngantor cuma tahan 3 hari T.T
Skip skip….
Besok paginya tiba-tiba ada chat masuk, hmmm…. unknown number. “Koh liem, ini Via yang dari showroom. Bagaimana koh? Jadi ambil mobilnya?”
“Wah kelihatannya enggak jadi bu, karena orang tua bilang sementara mobil di bengkel. Saya disuruh pakai mobil yang lama dulu”
“Oh begitu ya koh? Ini lagi ada promo discount 20 juta lo koh. Dapet bonus karpet sama jok kulit juga. Gak sayang koh? Jangan panggil bu koh, aku baru 21 tahun kok”
“Enggak lah. Hahaha masih muda ya. Yaudah via aja deh. Kamu hari ini kerja?”
“Enggak koh, sales counter weekend gak kerja kecuali ada event. Ini aku baru mau berangkat ke gereja”
“Oh kamu kristen juga tho? Grejanya dimana?”
“Di xxxx koh”
“Iya, lah kok grejanya sama. Aku kok gak pernah ketemu ya?”
“Ya iyalah koh liem, kokoh duduknya didepan melulu”
“Lho kok kamu tau?”
“Ya tau lah ko. Koko kan selalu kebaktian jam 7. Karena sama ya aku sering liat”
Shit…. jadi selama ini nih anak kenal sama gue. Kok gue gak nyadar ya ada cewe secantik ini di gereja gue? Gue pikir nih gereja isinya oma opa doang.
“Wah kamu tau banyak soal aku ya. Yaudah sini kamu duduknya didepan bareng aku. Aku udah di greja”
“Oke ko”
Waktu gue lagi bookmark ayat di hp gue, tiba-tiba ada suara lembut
“Pagi ko….”
“Pagi”
Sesaat gue nengok ke arah suara itu, “damnn…… ini gue di gereja apa di sorga ya? Kok ada malaikat?” Pikir gue
Hmm…. dia menggunakan rok terusan berwarna turquoise dengan model high collar tanpa lengan, dan bagian bawah yang ketat dengan belahan di samping yang mengekspos pahanya yang mulus. Dibawah dia menggunakan open heels berwarna perak yang mengekspos betisnya yang tidak terlalu besar ataupun trlalu kecil. Cantik sekali, dengan rambut yang diurai kesamping dan makeup yang natural. Shit…… ini bener gak sih….
“Koh…. koh….”
“Eh maaf aku pangling liat kamu, abis cantik banget sih”
“Gombal ih kamu ko”
“Hahaha yaudah duduk via, ibadah udah mau mulai”
Ibadah pun selesai dan gue ajak via untuk cari makanan di belakang gereja. Biasa selesai ibadah memang banyak orang berjualan makanan mulai dari makanan ringan sampai makanan berat. Selesai membeli beberapa kue basah, gue memberanikan diri untuk ajak via jalan.
“Via, kamu sibuk gak habis ini?”
“Enggak ko, paling bikin tugas nanti. Kenapa?”
“Kalo enggak sibuk, aku mau ajak kamu jalan-jalan. Mau?”
“Boleh ko. Kemana?”
“Kamu pengen kemana?”
“Toko buku yuk ko”
Wah kebeneran hobi gw baca. Ada buku baru yang gue balum beli.
“Oke”
Kamipun mampir ke salah satu pusat perbelanjaan besar dan langsung menuju ke toko buku. Tidak terasa kantong doraemon gue mulai berisik. Tanda gue telat makan.
“Via, makan yuk. Laper nih”
“Boleh ko, makan apa?”
“Bubur menado enak kayanya”
“Wah iya, pakai sambal roa enak. Yang di jalan xxxx”
Wah nih anak tau makanan enak juga rupanya.
Mobil meluncur nggedamblah membelah jalanan kota yang untungnya gak begitu macet karena hari minggu. Tidak lama kamipun sampai. Setelah kenyang, gue tawarin buat anter via pulang ke rumah. Diapun bertanya apa gue bisa bantu dengan tugasnya. Gue tanya materi apa yang ternyata adalah pelajaran yang paling gue benci meskipun gue menguasainya. Setelah itu dia minta gue untuk mengantar ke tempat kosnya. Ternyata dia kos didekat rumah. Nggak tau sial atau beruntung, listrik di kosnya mati, jadi gak bisa buka soal yang ada di pen drive. Gue tawarin buat bikin tugas di rumah gue. Doi setuju bre, dengan catatan dia gak mau pulang kemaleman.
Okelah kalau begitu….
Begitu masuk ke rumah, dia kaget karena gak ada orang dirumah. Gue jelasin kalo ortu ada di kota bagian timur, dan ini rumah gue ngaku kalo ngontrak biar deket ke pabrik. Yah rumah bujangan standard lah. Di ruang bawah cuma ada sofa L, TV lcd 32 inch, meja makan, dapur, dan kamar tamu. Sengaja gue ajak ngerjain tugas di depan tv karena gue sambil mau nonton walking dead. Selesai bantu bikin tugas, gue asik aja nonton walking death di sofa, sementara via duduk di sisi lain sofa sambil memeluk bantal besar yang memang ada banyak dirmah gue. Maklum karena biasanya gue lebih sering nonton sambil tiduran.
Gue liat via agak ketakutan, jadi gue panggil aja
“Via, kenapa? Takut ya?”
“Ah enggak koh, gak takut kok”
“Halah, kowe iku iseh bocah meh ngapusi aku”
“Ye…. kaya dah tua aja kamu ko”
“Sini kalo takut aku peluk”
Maksud gue cuma bercanda. Gilanya anak ini langsung loncat ke gue dan nyender ke dada gue atau lebih tepatnya toket gue @.@
Sialnya dia nyadar
“Koh, kok empuk sih”
Sambil noel-noel dada dan perut gue.
“Heh kamu ya…. grepe-grepe aja. Dibales jangan triak kamu”
“Ye…. jangan dibales laaa…. kalo cewe pegang-pegang dada cowo gak apa-apa ko. Kalo cowo pegang-pegang dada cewe itu namanya pelecehan”
“Kalau ini kasusnya pembelaan diri”
“Gak bisa lah ko….”
“Bisa lah….”
Tanpa ada instruksi, gue kelitikin perutnya sampai dia menggeliat kya ulet, gak terima, dia balik ngelitikin gue sampai gak sadar dia sudah duduk diatas perut gue kaya cowboy diatas kudanil. Dengan posisi tangan sudah di samping kepala gue. Jadinya sekarang posisi kami saling menatap.
Begitu sadar dengan posisi sekarang, gue berenti ngelitikin dia dan ngerangkul pinggangnya. Gue tanya:
“Via, kita baru 2 kali lho ketemu. Kok kita udah berani kaya gini sih?”
“Iya koh, gak tau kenapa aku ngerasa nyaman aja sama kamu. Padahal kemaren kayanya jutek banget. Ternyata…”
“Ternyata apa?”
“Emang jutek kalo nggak kenal. Tapi kalo dah kenal kok ya care banget. Beda sama mantanku”
“Emang kamu nggak punya pacar?”
“Enggak koh. Bulan kemaren aku bubarin”
“Lho kenapa?”
“Dia minta perawan aku ko. Lah dia aja suka ganti-ganti pacar. Rugi lah kalo aku kasih”
“Oh gitu tho….”
“Koko sendiri pacanya gimana?”
“Terakhir pacaran jaman kuliah aku. Habis itu jones sampe sekarang”
“Ah boong”
“Beneran…..”
“Masa gak punya pacar?”
“Enggak”
“Nggak pernah begituan ko?”
“Ciuman aja jarang banget dulu. Apalagi begituan. Gak brani aku, takut berbalik ke anakku nanti”
“Anak baik….” katanya sambil mengusap rambutku
“Hehhhh…..” spontan gue balik dia sehingga posisinya sekarang gue berlutut diatas dia. Langsung gue kelitikin lagi. Dari pinggang sekarang lehernya gue kelitik sampai mukanya merah semua kaya kepiting rebus. Sebentar gue berhenti.
“Boleh koko cium kamu?”
“Katanya takut ko?”
“Enggak kok”
“Masa? Coba mana buktiin”
Gak pake babibu gue kecup jidadnya
“Udah tuh vi”
“Gitu aja? Yah payah”
Ngerasa ditantang, gue coba kecup bibirnya. Yang langsung ditanggapi dengan permainan lidahnya dengan lidah gue. Wow…. gue belum pernah kaya gini. Referensi gue cuma film-film dari berbagai situs seperti semprot atau xvideos.
Pelan-pelan ciuman gue mulai turun ke lehernya yang jenjang itu, langsung aja satu cupang merah landing di tengkuk belakang via.
“Ahhh……… koo…… geehh….liii…..”
“Mei, dressnya aku buka ya?”
“Iyah koh….”
Waktu membuka retsleting belakang dress via, gue kaget kok gak ada tali bra.
“Mei, kamu ndak pake bra tho?”
“Pake lah ko, tapi yang invisible bra model silicon gini”
Spontan dia menunjukan bra silicon yang menutupi buah dadanya. Gak pakai disuruh, tangan gue langsung hinggap di kedua buah dadanya.
Plakk….
“Ih nakal ya pegang-pegang gak ijin dulu”
Pukulan pelan jatuh ke jidad gue
“Abis bagus banget mei, pengen pegang jadinya”
Tanpa bertanya lagi langsung gue buka pengait silicon via dan gue lepas silicon bra dari tempatnya hinggap itu. Langsung saja putingnya gue hisap tanpa ampun.
“Shhh……… kkkoooh…. kaaataaannyaaa beeel…..luummmm…. peeerrrrr…..nhhaaaahh…….. yahhh…. dsss dissiii…..tuuuhh…. kkooohh….”
“Mmmmmmmmmmmmmm”
(Sambil bergumam gue bilang liat di film bokeb)
Goyangan via pun semakin menggila, keringat di dada dan perutnya membuat pemandangan semakin erotis.
Merasa tidak mau kalah, tangannya meremas mr.happy dari luar celana gue. Entah kenapa gue ngerasa sebenernya anak ini udah ahli. Tapi sebodo amatlah. Gak apa lah gue ilang perjaka sama yang dah gak perawan kalo modelnya kaya gini. Bener aja, gak lama gue didorong mundur dan dia udah ngelepas kemeja gue, lanjut celana jeans gue. Sekarang tinggal gue sama via, cuma tinggal pakai celana dalam masing-masing.
“Shhh…… viaa….. geli dong kalo putingku dijilatin….”
“Biarin…. bales dendam…..”
Semakin lama lidahnya turun ke celana dalam gue, dan happ….. tangan mungilnya udah menggenggam mantap mr.happy
Pelan-pelan…. slurrpppp….. sebagian mr.happy sudab menghilang kedalam bibir via yang mungil itu.
“Shittt…… ka…muuu…. bela..jarrr…. di…mana..aa…????”
“Hehehehe……. enak gak ko?”
Shit…. gue gak boleh kalah nih.
20 menit via mengulum, menjilati, mengisap mr.happy, untungnya mr.happy enggak mabok terus muntah.
Sekarang gantian….
Tanpa melepas celana dalam model bikininya, gue kocok belahan liang kenikatannya dari luar celana dalam.
“Sshhhhh….. ahhh…. yesssss…….oh…. my…. goshh…..”
“Damn koohh…… yeahhh…..”
Racaunya.
Pelan-pelan gue geser bagian bawah celana dalamnya kesamping tanpa melepas celana dalam via. Langsung gue sibak liang senggamanya dan….. yepp….. selaput daranya masih utuh. Fokus gue bukan pada liang kenikmatannya, tetapi pada benjolan kecil di atas liang senggamanya. Yah, benjolan kecil pembawa kenikmatan. Atau setidaknya itulah menurut film-film porno yang pernah gue tonton. Gue raba pelan-pelan bagian arah jam 12 sampi jam 3 dari klitorisnya. Menurut teori orgasmic meditation, bagian inilah yang paling memberi efek luar biasa.
Gerakan kocokan bervariasi dari pelan-cepat-pelan-cepat-memutar-berhenti dan seterusnya.
“Ahh….. ahh….. ahhhh…. shit koh….. shit koh….. harder pleaseee….. yeahhh….. like thaattt…..”
Racauan via sudah berubah menjadi jeritan kenikmatan.
Tangan gue masih tetap mengocok clitorisnya pada saat gue lihat ada sedikit kedutan di labia minoranya, secara refleks kecup ms.V nya dan gue jilat-jilat yang dikombinasikan dengan hisapan. Gerakan via semakin menggila dan menjepit kepala gue dengan kedua pahanya. 10 menit di posisi seperti ini lalu
“Ahhhhh………………… srrttt..t……. srrttt…… srrttt….”
Tiba-tiba cairan kenikmatan via menyembur dari mata airnya di antara kedua paha via. Tanpa disia-siakan langsung gue hisap ms.v via yang membuat via semakin kelojotan dan langsung menyemburkan cairan kenikmatannya untuk kedua kalinya dalam 30 detik.
“Aaaaaahhhhhhhhhhhhhh…………………. koohhh….. gilaaaaa kkaaaaamuuuuuuuu…..”
Setelah serangan senja itu, via sementara terkapar di ruang tengah rumah gue. Stengah jam berlalu dia bangkit dengan masih memakai celana dalamnya, langsung saja dilepaskan celana dalamnya dan dia berjalan kearah gue
“Ngapain mei?”
“Gantian koko”
Kembali dikulumnya mr.happy dengan mantabnya. Sampai gue dibuat merem melek mr.happy gak bisa masuk sepenuhnya ke mulut via, padahal ukuran mr.happy gak terlalu besar panjang 16 diameter 3. Standard orang chinese lah.
15 menit, gue ngerasa udah ampir jebol. Sebelum kalah, gue telentang dan minta via jongkok di muka gue setelah itu dia bisa mengulum mr.happy lagi. Dengan begini kami sekarang sedang posisi 69. Dengan rakusnya gue lahap lagi ms.v dan clitoris via sampai mulai berkedut lagi. Dibawah sana juga gue ngerasa mr.happy sebentar lagi jebol. Jilatan, hisapan dan kocokan semakin gue percepat dan buat lebih intens sampai akhirnya
“Ahhhh…………… aku….. sampe kohhh…..”
Disaat yang bersamaan juga mr.happy menyalurkan jutaan berudu ke mulut via yang mungil itu. Mungkin karena jumlahnya lumayan banyak, via sampai batuk-batuk. Setelah itu gue membalik badan via supaya gue bisa peluk dia, dan sementara kamipun ketiduran di karpet ruang tengah. Sempet gue liat jam, ternyata jam 5.30 sore. Tadi gue selesai bikinin tugas via itu jam 3.30, Berarti 2 jam tempur gitu doang.
Sekitar jam 8, gue kebangun karena laper. Waktu gue bangun, via masih posisi meluk gue dan kita sama-sama telanjang. Pelan-pelan gue bangun biar via gak kebangun, gue pake celana pendek, selimutin via lalu pergi ke cucian baju untuk cuci semua pakaian via yang basah kena keringat. Setelah itu gue ke dapur. Karena laper akhirnya gue masak sup krim asparagus jagung dan garlic bread. Setelah makanan jadi, gue bangunin via untuk makan. Selesai makan gue tawarin via mandi, karena pakaiannya sedang dikeringkan di mesin pengering. Diapun menerima tawaranku. Waktu gue anterin handuk dan kaos, gue ditarik masuk ke kamar mandi dan langsung pertarungan lidah kembali berulang dengan skor 1 sama. Pertarungan dimulai dibawah pancuran shower yang berlanjut kedalam bak jacuzzi. Setelah puas dengan sesi kamar mandi, gue tarik via yang cuma berbalut jubah mandi, gue tidurin di tempat tidur gue, dan gue minta ijin untuk masuk. Awalnya ada kerguan di wajahnya. Namun pilinan jari diatas puting coklatnya mengalahkan akal sehat via. Dia mengangguk pelan. Mendapat lampu hijau, pelan-pelan kuarahkan mr.happy ke pasangannya, ms.v srett….. meleset…. via pun tertawa cekikikan.
“Dasar amatir kamu koh….”
“Ah kaya udah pernah aja kamu mei, orang masih kesegel juga”
“Heh???!!!??? Kamu udah liat tho???!!!”
“Udah dong…..”
Percobaan keduan gue lebarin dikit kaki via, dibantu dengan tangan lembut via yang mungil, pelan-pelan kebenamkan kepala mr.happy di bibir ms.v sedikit teriakan keluar dari bibir via
“Aaargghhh…..”
“Sabar mei, agak sakit”
“Iyah koh”
Perlahan-lahan gue dorong mr.happy sedikit demi sedikit sampai mr.happy menemukan sebuah ganjalan. Dengan tangan kiri mengocok clitoris via, dan tangan kanan memilin puting susunya, dalam satu kali sentakan seluruh tubuh mr.happy terbenam dalam ms.v via.
“Auurghhhhhh………. saakkitttttt…….”
Gue lihat dibawah sana ada darah segar mengalir, membasahi jubah mandi yang masih via gunakan.
Setelah beberapa saat via mulai tenang, pelan-pelan mr.happy kugoyang keluar-masuk ms.v via. Awalnya via masih kesakitan, namun seiring dengan stimulasi di clitoris dan puting susunya, perlahan-lahan jerit kesakitan mulai hilang dan berganti desahan nikmat.
“Ahhhh…… ahhhh….. ahhhh….. kooo….. yessss…….. i…. loveee… youu…..”
Dengan racauan semakin menjadi kugenjot terus via dengan posisi misionary, doggy style, wot,wot on chair, reverse cowboy dan terakhir kembali dengan missionary. Secara total malam itu gue klimaks 4 kali, sementara via sepertinya 6 atau 7 kali. Setlah itu kami tertidur dan hasilnya……
Shittt…. gue bangun kesiangan, jam 9 baru bangun. Padahal kantor jam 8.
Sementara via 2 hari gak bisa jalan, katanya ms.vnya serasa sobek parah.
Sanpai 2 minggu berikutnya jalanpun masih susah, tapi setelah itu semua lancar.
Mungkin kalian merasa hidup gue beruntung, dan mengira hidup gue dipenuhi dengan wanita-wanita cantik. Tapi percayalah. Kenyataan tidak seindah khayalan. Jujur aja dari jaman sekolah sampai kuliah, gue baru 2 kali pacaran dan sanpai lulus kuliah gue masih perjaka ting-ting. Jangankan ml, ciuman aja gue grogi. Tapi sumpah, gue bukan gay. Gue masih nafsu sama cewe, tapi sampai sekarang didikan orang tua gue tentang agama, dosa, dan bahaya seks bebas ternyata cukup efektif menjaga kelakuan gue. Tapi semua itu berubah setelah gue kecelakaan.
Kecelakaan itu terjadi waktu gue pulang dari pabrik ke rumah orang tua gue di hari selasa. Gak biasanya gue hari kerja pulang ke rumah orang tua. Tapi hari ini kasusnya lain. Tyo (om) nyokab gue meninggal. Otomatis karena gue anak sulung, gue harus nganter nyokab. Waktu gue balik, udah jam 11 malem. Dan perjalanan dari pabrik ke rumah ortu kalau lewat jalur tengah ya lumayan lah, yang biasanya satu setengah jam jadi cuma 45 menit. Mobil gue jalanin kecepatan normal, kurang lebih 90 km per jam. Baru setengah perjalanan tiba-tiba Brakkk……. gue yang lagi nyetir santai sambil ngerokok langsung kaget. Sesaat kemudian gue sadar, kok pintu sebelah penumpang gue gak ada spionnya ya? Padahal gue ada di jalur kiri. Langsung gue sadar gue ditabrak pengendara yang ambil bahu jalan. Dasar anak muda bawaannya panas, langsung gue injek gas, bunyi siulan dari rumah keong pun langsung nyaring. Gue coba kejar pelaku tabrak lari tadi. Jarum spidometer udah mentok di 170 km per jam, mobil tadi hampir kekejar. Setelah gue perhatiin ternyata sebuah H tegak bertipe kota dengan siulan rumah keong yang sedang kejar-kejaran dengan tiga lingkaran yang iklannya britney spears. Setelah mampu menyamai posisi mobil tadi, pelan-pelan gue mulai legowo. Gue pikir percuma gue kejar orang kaya gitu. Alasan gue sederhana, gue besok mau layat orang meninggal. Jangan sampe malah gue yang dilayat. Alasan lainnya, sekalipun mobil gue lengkap dengan rumah keong, tapi ini mobil diesel 1300 cc. Ya nyerah deh….
Skip skip…
Sabtu itu gue langsung urus asuransi untuk perbaikan mobil. Setelah disurvey di bengkel rujukan, estimasi pengerjaan sekitar 1 bulan, bisa 2 bulan tergantung ketersediaan suku cadang. Maklum aja, yang diganti adalah semua panel bagian kiri mobil. Damn…..
Dan masalahnya lagi, mobil belum bisa dikerjain karena panelnya harus inden dulu. Karena kondisi mobil penyok parah, gue pastiin kalo gue gak bisa pake mobil itu buat sementara. Dan kemungkinan setelah perbaikan selesai mobil bakal langsung gue jual. Dengan pertimbangan seperti itu, akhirnya gue putusin untuk liat-liat mobil baru. Dalam perjalanan pulang gue belok ke sebuah show room alfabet no 8 untuk liat dan test drive mobil jkt 48 rasa SUV. Waktu gue masuk ke showroom, seorang sales counter langsung berdiri dan menyapaku:
“Selamat siang ko, saya Via. Ada yang bisa saya bantu?”
“Siang bu, saya mau lihat mobil ini yang ada unit test drivenya?”
“Oh ada koh, sebentar saya minta disiapkan unit test nya. Mau yang otomatis atau manual?”
“Tolong yang matic aja”
“Baik koh, saya minta disiapkan. Silahkan dilihat dulu unit yang ada di display”
“Oke”
Setelah test drive dan nego harga, jujur gue kurang srek dengan mobilnya. Jadilah gue berkelit dengan alasan mau mempertimbangkan dulu. Setelah itu via meminta nomor hp untuk menanyakan kepastian pembelian, prosedur seperti ini standard untuk follow up order kalau pembelian jadi dilaksanakan.
Sementara itu gue baru sadar kalau dari tadi yang melayani gue ternyata masih muda, tingginya sekitar 165 cm, badannya langsing, kulitnya putih, mukanya manis, dan ternyata dia pakai rok pendek sekitar 10 cm diatas lutut. Coba gue sadar dari tadi sih udah gue spik spik aja.
Setelah bersalaman (aduh alus banget) gue langsung cabut balik.
Malem itu akhirnya gue putusin gue gak akan jual mobil gue, dan sementara mending gue pake bmw lama gue yang ada di rumah ortu. Yah, gue punya bmw e34 540 individual. Yah mobil boros sih, tapi seenggaknya gue gak perlu beli mobil baru. Jujur gak pernah kepikir untuk pake mobil ini buat harian lagi. Sekalipun mobil ini terawat dan penampilannya gak kalah sama mobil baru, tetep aja gak bisa ngumpetin 4000 cc dari atm gue. Skali isi full tank dari sprempat tanki udah 75 liter pertamax bos… itu juga kalau buat ngantor cuma tahan 3 hari T.T
Skip skip….
Besok paginya tiba-tiba ada chat masuk, hmmm…. unknown number. “Koh liem, ini Via yang dari showroom. Bagaimana koh? Jadi ambil mobilnya?”
“Wah kelihatannya enggak jadi bu, karena orang tua bilang sementara mobil di bengkel. Saya disuruh pakai mobil yang lama dulu”
“Oh begitu ya koh? Ini lagi ada promo discount 20 juta lo koh. Dapet bonus karpet sama jok kulit juga. Gak sayang koh? Jangan panggil bu koh, aku baru 21 tahun kok”
“Enggak lah. Hahaha masih muda ya. Yaudah via aja deh. Kamu hari ini kerja?”
“Enggak koh, sales counter weekend gak kerja kecuali ada event. Ini aku baru mau berangkat ke gereja”
“Oh kamu kristen juga tho? Grejanya dimana?”
“Di xxxx koh”
“Iya, lah kok grejanya sama. Aku kok gak pernah ketemu ya?”
“Ya iyalah koh liem, kokoh duduknya didepan melulu”
“Lho kok kamu tau?”
“Ya tau lah ko. Koko kan selalu kebaktian jam 7. Karena sama ya aku sering liat”
Shit…. jadi selama ini nih anak kenal sama gue. Kok gue gak nyadar ya ada cewe secantik ini di gereja gue? Gue pikir nih gereja isinya oma opa doang.
“Wah kamu tau banyak soal aku ya. Yaudah sini kamu duduknya didepan bareng aku. Aku udah di greja”
“Oke ko”
Waktu gue lagi bookmark ayat di hp gue, tiba-tiba ada suara lembut
“Pagi ko….”
“Pagi”
Sesaat gue nengok ke arah suara itu, “damnn…… ini gue di gereja apa di sorga ya? Kok ada malaikat?” Pikir gue
Hmm…. dia menggunakan rok terusan berwarna turquoise dengan model high collar tanpa lengan, dan bagian bawah yang ketat dengan belahan di samping yang mengekspos pahanya yang mulus. Dibawah dia menggunakan open heels berwarna perak yang mengekspos betisnya yang tidak terlalu besar ataupun trlalu kecil. Cantik sekali, dengan rambut yang diurai kesamping dan makeup yang natural. Shit…… ini bener gak sih….
“Koh…. koh….”
“Eh maaf aku pangling liat kamu, abis cantik banget sih”
“Gombal ih kamu ko”
“Hahaha yaudah duduk via, ibadah udah mau mulai”
Ibadah pun selesai dan gue ajak via untuk cari makanan di belakang gereja. Biasa selesai ibadah memang banyak orang berjualan makanan mulai dari makanan ringan sampai makanan berat. Selesai membeli beberapa kue basah, gue memberanikan diri untuk ajak via jalan.
“Via, kamu sibuk gak habis ini?”
“Enggak ko, paling bikin tugas nanti. Kenapa?”
“Kalo enggak sibuk, aku mau ajak kamu jalan-jalan. Mau?”
“Boleh ko. Kemana?”
“Kamu pengen kemana?”
“Toko buku yuk ko”
Wah kebeneran hobi gw baca. Ada buku baru yang gue balum beli.
“Oke”
Kamipun mampir ke salah satu pusat perbelanjaan besar dan langsung menuju ke toko buku. Tidak terasa kantong doraemon gue mulai berisik. Tanda gue telat makan.
“Via, makan yuk. Laper nih”
“Boleh ko, makan apa?”
“Bubur menado enak kayanya”
“Wah iya, pakai sambal roa enak. Yang di jalan xxxx”
Wah nih anak tau makanan enak juga rupanya.
Mobil meluncur nggedamblah membelah jalanan kota yang untungnya gak begitu macet karena hari minggu. Tidak lama kamipun sampai. Setelah kenyang, gue tawarin buat anter via pulang ke rumah. Diapun bertanya apa gue bisa bantu dengan tugasnya. Gue tanya materi apa yang ternyata adalah pelajaran yang paling gue benci meskipun gue menguasainya. Setelah itu dia minta gue untuk mengantar ke tempat kosnya. Ternyata dia kos didekat rumah. Nggak tau sial atau beruntung, listrik di kosnya mati, jadi gak bisa buka soal yang ada di pen drive. Gue tawarin buat bikin tugas di rumah gue. Doi setuju bre, dengan catatan dia gak mau pulang kemaleman.
Okelah kalau begitu….
Begitu masuk ke rumah, dia kaget karena gak ada orang dirumah. Gue jelasin kalo ortu ada di kota bagian timur, dan ini rumah gue ngaku kalo ngontrak biar deket ke pabrik. Yah rumah bujangan standard lah. Di ruang bawah cuma ada sofa L, TV lcd 32 inch, meja makan, dapur, dan kamar tamu. Sengaja gue ajak ngerjain tugas di depan tv karena gue sambil mau nonton walking dead. Selesai bantu bikin tugas, gue asik aja nonton walking death di sofa, sementara via duduk di sisi lain sofa sambil memeluk bantal besar yang memang ada banyak dirmah gue. Maklum karena biasanya gue lebih sering nonton sambil tiduran.
Gue liat via agak ketakutan, jadi gue panggil aja
“Via, kenapa? Takut ya?”
“Ah enggak koh, gak takut kok”
“Halah, kowe iku iseh bocah meh ngapusi aku”
“Ye…. kaya dah tua aja kamu ko”
“Sini kalo takut aku peluk”
Maksud gue cuma bercanda. Gilanya anak ini langsung loncat ke gue dan nyender ke dada gue atau lebih tepatnya toket gue @.@
Sialnya dia nyadar
“Koh, kok empuk sih”
Sambil noel-noel dada dan perut gue.
“Heh kamu ya…. grepe-grepe aja. Dibales jangan triak kamu”
“Ye…. jangan dibales laaa…. kalo cewe pegang-pegang dada cowo gak apa-apa ko. Kalo cowo pegang-pegang dada cewe itu namanya pelecehan”
“Kalau ini kasusnya pembelaan diri”
“Gak bisa lah ko….”
“Bisa lah….”
Tanpa ada instruksi, gue kelitikin perutnya sampai dia menggeliat kya ulet, gak terima, dia balik ngelitikin gue sampai gak sadar dia sudah duduk diatas perut gue kaya cowboy diatas kudanil. Dengan posisi tangan sudah di samping kepala gue. Jadinya sekarang posisi kami saling menatap.
Begitu sadar dengan posisi sekarang, gue berenti ngelitikin dia dan ngerangkul pinggangnya. Gue tanya:
“Via, kita baru 2 kali lho ketemu. Kok kita udah berani kaya gini sih?”
“Iya koh, gak tau kenapa aku ngerasa nyaman aja sama kamu. Padahal kemaren kayanya jutek banget. Ternyata…”
“Ternyata apa?”
“Emang jutek kalo nggak kenal. Tapi kalo dah kenal kok ya care banget. Beda sama mantanku”
“Emang kamu nggak punya pacar?”
“Enggak koh. Bulan kemaren aku bubarin”
“Lho kenapa?”
“Dia minta perawan aku ko. Lah dia aja suka ganti-ganti pacar. Rugi lah kalo aku kasih”
“Oh gitu tho….”
“Koko sendiri pacanya gimana?”
“Terakhir pacaran jaman kuliah aku. Habis itu jones sampe sekarang”
“Ah boong”
“Beneran…..”
“Masa gak punya pacar?”
“Enggak”
“Nggak pernah begituan ko?”
“Ciuman aja jarang banget dulu. Apalagi begituan. Gak brani aku, takut berbalik ke anakku nanti”
“Anak baik….” katanya sambil mengusap rambutku
“Hehhhh…..” spontan gue balik dia sehingga posisinya sekarang gue berlutut diatas dia. Langsung gue kelitikin lagi. Dari pinggang sekarang lehernya gue kelitik sampai mukanya merah semua kaya kepiting rebus. Sebentar gue berhenti.
“Boleh koko cium kamu?”
“Katanya takut ko?”
“Enggak kok”
“Masa? Coba mana buktiin”
Gak pake babibu gue kecup jidadnya
“Udah tuh vi”
“Gitu aja? Yah payah”
Ngerasa ditantang, gue coba kecup bibirnya. Yang langsung ditanggapi dengan permainan lidahnya dengan lidah gue. Wow…. gue belum pernah kaya gini. Referensi gue cuma film-film dari berbagai situs seperti semprot atau xvideos.
Pelan-pelan ciuman gue mulai turun ke lehernya yang jenjang itu, langsung aja satu cupang merah landing di tengkuk belakang via.
“Ahhh……… koo…… geehh….liii…..”
“Mei, dressnya aku buka ya?”
“Iyah koh….”
Waktu membuka retsleting belakang dress via, gue kaget kok gak ada tali bra.
“Mei, kamu ndak pake bra tho?”
“Pake lah ko, tapi yang invisible bra model silicon gini”
Spontan dia menunjukan bra silicon yang menutupi buah dadanya. Gak pakai disuruh, tangan gue langsung hinggap di kedua buah dadanya.
Plakk….
“Ih nakal ya pegang-pegang gak ijin dulu”
Pukulan pelan jatuh ke jidad gue
“Abis bagus banget mei, pengen pegang jadinya”
Tanpa bertanya lagi langsung gue buka pengait silicon via dan gue lepas silicon bra dari tempatnya hinggap itu. Langsung saja putingnya gue hisap tanpa ampun.
“Shhh……… kkkoooh…. kaaataaannyaaa beeel…..luummmm…. peeerrrrr…..nhhaaaahh…….. yahhh…. dsss dissiii…..tuuuhh…. kkooohh….”
“Mmmmmmmmmmmmmm”
(Sambil bergumam gue bilang liat di film bokeb)
Goyangan via pun semakin menggila, keringat di dada dan perutnya membuat pemandangan semakin erotis.
Merasa tidak mau kalah, tangannya meremas mr.happy dari luar celana gue. Entah kenapa gue ngerasa sebenernya anak ini udah ahli. Tapi sebodo amatlah. Gak apa lah gue ilang perjaka sama yang dah gak perawan kalo modelnya kaya gini. Bener aja, gak lama gue didorong mundur dan dia udah ngelepas kemeja gue, lanjut celana jeans gue. Sekarang tinggal gue sama via, cuma tinggal pakai celana dalam masing-masing.
“Shhh…… viaa….. geli dong kalo putingku dijilatin….”
“Biarin…. bales dendam…..”
Semakin lama lidahnya turun ke celana dalam gue, dan happ….. tangan mungilnya udah menggenggam mantap mr.happy
Pelan-pelan…. slurrpppp….. sebagian mr.happy sudab menghilang kedalam bibir via yang mungil itu.
“Shittt…… ka…muuu…. bela..jarrr…. di…mana..aa…????”
“Hehehehe……. enak gak ko?”
Shit…. gue gak boleh kalah nih.
20 menit via mengulum, menjilati, mengisap mr.happy, untungnya mr.happy enggak mabok terus muntah.
Sekarang gantian….
Tanpa melepas celana dalam model bikininya, gue kocok belahan liang kenikatannya dari luar celana dalam.
“Sshhhhh….. ahhh…. yesssss…….oh…. my…. goshh…..”
“Damn koohh…… yeahhh…..”
Racaunya.
Pelan-pelan gue geser bagian bawah celana dalamnya kesamping tanpa melepas celana dalam via. Langsung gue sibak liang senggamanya dan….. yepp….. selaput daranya masih utuh. Fokus gue bukan pada liang kenikmatannya, tetapi pada benjolan kecil di atas liang senggamanya. Yah, benjolan kecil pembawa kenikmatan. Atau setidaknya itulah menurut film-film porno yang pernah gue tonton. Gue raba pelan-pelan bagian arah jam 12 sampi jam 3 dari klitorisnya. Menurut teori orgasmic meditation, bagian inilah yang paling memberi efek luar biasa.
Gerakan kocokan bervariasi dari pelan-cepat-pelan-cepat-memutar-berhenti dan seterusnya.
“Ahh….. ahh….. ahhhh…. shit koh….. shit koh….. harder pleaseee….. yeahhh….. like thaattt…..”
Racauan via sudah berubah menjadi jeritan kenikmatan.
Tangan gue masih tetap mengocok clitorisnya pada saat gue lihat ada sedikit kedutan di labia minoranya, secara refleks kecup ms.V nya dan gue jilat-jilat yang dikombinasikan dengan hisapan. Gerakan via semakin menggila dan menjepit kepala gue dengan kedua pahanya. 10 menit di posisi seperti ini lalu
“Ahhhhh………………… srrttt..t……. srrttt…… srrttt….”
Tiba-tiba cairan kenikmatan via menyembur dari mata airnya di antara kedua paha via. Tanpa disia-siakan langsung gue hisap ms.v via yang membuat via semakin kelojotan dan langsung menyemburkan cairan kenikmatannya untuk kedua kalinya dalam 30 detik.
“Aaaaaahhhhhhhhhhhhhh…………………. koohhh….. gilaaaaa kkaaaaamuuuuuuuu…..”
Setelah serangan senja itu, via sementara terkapar di ruang tengah rumah gue. Stengah jam berlalu dia bangkit dengan masih memakai celana dalamnya, langsung saja dilepaskan celana dalamnya dan dia berjalan kearah gue
“Ngapain mei?”
“Gantian koko”
Kembali dikulumnya mr.happy dengan mantabnya. Sampai gue dibuat merem melek mr.happy gak bisa masuk sepenuhnya ke mulut via, padahal ukuran mr.happy gak terlalu besar panjang 16 diameter 3. Standard orang chinese lah.
15 menit, gue ngerasa udah ampir jebol. Sebelum kalah, gue telentang dan minta via jongkok di muka gue setelah itu dia bisa mengulum mr.happy lagi. Dengan begini kami sekarang sedang posisi 69. Dengan rakusnya gue lahap lagi ms.v dan clitoris via sampai mulai berkedut lagi. Dibawah sana juga gue ngerasa mr.happy sebentar lagi jebol. Jilatan, hisapan dan kocokan semakin gue percepat dan buat lebih intens sampai akhirnya
“Ahhhh…………… aku….. sampe kohhh…..”
Disaat yang bersamaan juga mr.happy menyalurkan jutaan berudu ke mulut via yang mungil itu. Mungkin karena jumlahnya lumayan banyak, via sampai batuk-batuk. Setelah itu gue membalik badan via supaya gue bisa peluk dia, dan sementara kamipun ketiduran di karpet ruang tengah. Sempet gue liat jam, ternyata jam 5.30 sore. Tadi gue selesai bikinin tugas via itu jam 3.30, Berarti 2 jam tempur gitu doang.
Sekitar jam 8, gue kebangun karena laper. Waktu gue bangun, via masih posisi meluk gue dan kita sama-sama telanjang. Pelan-pelan gue bangun biar via gak kebangun, gue pake celana pendek, selimutin via lalu pergi ke cucian baju untuk cuci semua pakaian via yang basah kena keringat. Setelah itu gue ke dapur. Karena laper akhirnya gue masak sup krim asparagus jagung dan garlic bread. Setelah makanan jadi, gue bangunin via untuk makan. Selesai makan gue tawarin via mandi, karena pakaiannya sedang dikeringkan di mesin pengering. Diapun menerima tawaranku. Waktu gue anterin handuk dan kaos, gue ditarik masuk ke kamar mandi dan langsung pertarungan lidah kembali berulang dengan skor 1 sama. Pertarungan dimulai dibawah pancuran shower yang berlanjut kedalam bak jacuzzi. Setelah puas dengan sesi kamar mandi, gue tarik via yang cuma berbalut jubah mandi, gue tidurin di tempat tidur gue, dan gue minta ijin untuk masuk. Awalnya ada kerguan di wajahnya. Namun pilinan jari diatas puting coklatnya mengalahkan akal sehat via. Dia mengangguk pelan. Mendapat lampu hijau, pelan-pelan kuarahkan mr.happy ke pasangannya, ms.v srett….. meleset…. via pun tertawa cekikikan.
“Dasar amatir kamu koh….”
“Ah kaya udah pernah aja kamu mei, orang masih kesegel juga”
“Heh???!!!??? Kamu udah liat tho???!!!”
“Udah dong…..”
Percobaan keduan gue lebarin dikit kaki via, dibantu dengan tangan lembut via yang mungil, pelan-pelan kebenamkan kepala mr.happy di bibir ms.v sedikit teriakan keluar dari bibir via
“Aaargghhh…..”
“Sabar mei, agak sakit”
“Iyah koh”
Perlahan-lahan gue dorong mr.happy sedikit demi sedikit sampai mr.happy menemukan sebuah ganjalan. Dengan tangan kiri mengocok clitoris via, dan tangan kanan memilin puting susunya, dalam satu kali sentakan seluruh tubuh mr.happy terbenam dalam ms.v via.
“Auurghhhhhh………. saakkitttttt…….”
Gue lihat dibawah sana ada darah segar mengalir, membasahi jubah mandi yang masih via gunakan.
Setelah beberapa saat via mulai tenang, pelan-pelan mr.happy kugoyang keluar-masuk ms.v via. Awalnya via masih kesakitan, namun seiring dengan stimulasi di clitoris dan puting susunya, perlahan-lahan jerit kesakitan mulai hilang dan berganti desahan nikmat.
“Ahhhh…… ahhhh….. ahhhh….. kooo….. yessss…….. i…. loveee… youu…..”
Dengan racauan semakin menjadi kugenjot terus via dengan posisi misionary, doggy style, wot,wot on chair, reverse cowboy dan terakhir kembali dengan missionary. Secara total malam itu gue klimaks 4 kali, sementara via sepertinya 6 atau 7 kali. Setlah itu kami tertidur dan hasilnya……
Shittt…. gue bangun kesiangan, jam 9 baru bangun. Padahal kantor jam 8.
Sementara via 2 hari gak bisa jalan, katanya ms.vnya serasa sobek parah.
Sanpai 2 minggu berikutnya jalanpun masih susah, tapi setelah itu semua lancar.
Posted by : Miracle Tan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.