Cerita Dewasa Nikmatnya Goyangan Pria Lain
Beban pekerjaan dan pikiran yang sumpek membuat Ridho (45), yang menjabat sebagai kepala jawatan di sebuah daerah Kabupaten yang cukup maju, memutuskan untuk mengajak Siti (35), istrinya bersama dua anak mereka Dika dan Diki, kembar berusia 10 tahun, berlibur ke daerah wisata di luar kota selama sepekan. Dua hari menginap di hotel N di kawasan wisata pantai membuat keluarga Ridho sejenak melupakan hiruk pikuk kota.
Di sana setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama, berenang, latihan diving, dan mengabadikan kegembiraan mereka sekeluarga menggunakan kamera foto dan handycam. Tapi di hari ketiga, Siti merasa kecapaian dan tidak ikut suami dan dua anaknya bepergian.
Ia memilih diam di kamar hotel untuk istirahat. Pagi-pagi benar, Ridho, dan Dika-Diki berangkat untuk menikmati indahnya pulau-pulau kecil di sekitar kawasan wisata itu yang harus ditempuh dengan menyeberang perahu boat selama setengah hari.
“Ya sudah mama tinggal saja di hotel, istirahat.. paling besok kita sudah balik,” kata Ridho saat hendak berangkat.
Ia mengerti benar stamina istrinya kurang fit kalau harus menyeberang menggunakan boat. Dika dan Diki mencium pipi mamanya sebelum pergi. Hotel N tempat mereka menginap jauh dari pemukiman penduduk.
Tempatnya memang sangat nyaman untuk berlibur menghilangkan suntuk, dengan rindang pepohonan di sekitar hotel dan panorama pantai yang berpasir putih. Hanya saja, keluarga Ridho datang ke sana saat bukan musim libur, dan suasana hotel memang sedang sepi tamu.
Ini juga yang membuat pengelola hotel memperlakukan keluarga Ridho secara spesial agar mau menginap lebih lama di sana. Sebab mereka menyewa dua kamar, satu untuk mereka dan satunya untuk anak-anak. Siti bangun sekitar pukul 11 siang, badannya sudah lebih segar dengan istirahat yang cukup. Ia lalu mandi dan menyantap sarapan yang diantar sedari pagi.
Siti tergolong wanita cantik yang di usia ke 35 tubuhnya semakin menggairahkan dari segi seksual. Payudaranya 36D dan tubuh tinggi montok berisi dengan pantat yang seksi dibalut kulit putih bersih.
Banyak yang bilang wajah dan perawakan Siti mirip artis Mona Ratuliu. Setelah menikmati sarapannya, Siti mencoba rileks di sofa menonton televisi. Siti mengenakan kaos oblong putih dan celana pendek longgar agar lebih nyaman.
Tayangan kuliner di televisi hampir membuat Siti yang berbaring di sofa terlelap lagi, tapi ketukan pintu kamar menyadarkannya. Revan (40) dan Bisma (28), dua orang petugas Hotel itu berdiri di muka pintu saat Siti membukanya.
“Maaf mengganggu bu,” kata Salman Revan. Bisma berdiri di belakang Revan.
“Oh nggak apa.. ada apa ya?,” tanya Siti.
“Tadi pagi kami dipesan pak Revan, disuruh memeriksa kemari, katanya ada gangguan kerusakan di shower dan saluran pembuangannya?,” jawab Revan.
Revan lalu mengenalkan diri kalau ia dan Bisma adalah petugas hotel yang bertanggung jawab jika ada keluhan kerusakan fasilitas hotel.
“Ehm.., oh iya. Tadi sempat ke sini ya? Maaf ya saya bangunnya siangan.. ayo silahkan masuk pak,” Siti baru ingat tadi pagi sempat ngomel-ngomel karena kerusakan di kamar mandi hotel.
Siti menyilakan dua petugas hotel itu masuk. Tak disangka saat itulah niat bejat dua petugas hotel dan kesempatan yang tersedia di saat Siti seorang diri, membuat Siti diperkosa di kamar sewaan keluarganya
Pengakuan Siti:
Ridho, suami Siti bersama anak mereka, Dika dan Diki kembali ke Hotel N dua hari kemudian setelah menikmati keindahan pulau-pulau kecil di seberang kawasan pariwisata itu. Malam hari setelah Dika dan Diki masuk ke kamar mereka dan tidur, Ridho mencari tahu apa penyebab istrinya bermuram muka sejak mereka kembali ke Hotel.
“Mama masih sakit ya?, kok diam terus dari tadi,” tanyanya pada Siti.
“Nggak papa, mama sudah sehat. Tapi selama papa dan anak-anak pergi….,” Siti tak melanjutkan ceritanya. Ia tengkurap di ranjang dengan raut sedih, sementara Ridho dengan sabar menunggu jawaban istrinya itu.
“Ayo teruskan mama, ada apa sebenarnya?,” Ridho penasaran.
“Mama diperkosa pa…mama diperkosa oleh dua petugas hotel ini…dan sekarang mereka sudah kabur,” isak Siti menjadi-jadi.
Siti pun bercerita bagaimana dua petugas hotel itu datang ke kamar untuk memperbaiki shower. Namun saat kamar tertutup, mereka meringkus Siti dan mengikatnya. Mulutnya disumpal kain dan matanya juga ditutup ikatan sapu tangan. Lalu, mereka memperkosa Siti berkali-kali.
“Apa..??,” Ridho terkejut bukan main mendengar istri tercintanya digauli secara paksa oleh dua petugas hotel. Ia berusaha menghibur Siti agar tidak trauma, dan berjanji segera melaporkan kejadian itu ke kantor polisi esok harinya.
Rekaman Handycam
Ridho sangat terpukul mendengar cerita istrinya. Setelah menenangkan Siti dan membiarkan ia terlelap, Ridho kemudian keluar kamar hotel menuju tepian pantai untuk menyepi sambil merencanakan melaporkan masalah tersebut esok paginya.
Tapi, sebelum keluar kamar Ridho menemukan handycam milik Dika, anaknya tergeletak di dekat pintu kamar hotel. Handycam itu tidak dibawa ketika Ridho bersama dua anaknya melancong ke pulau–pulau kecil dua hari lalu. Ia lalu memungut handycam itu dan membawanya keluar.
Di tepi pantai yang sepi itu, Ridho melamun panjang memikirkan nasib keluarganya. Pergi berlibur untuk melepaskan beban dari himpitan kerja dan hiruk pikuk kota, justru membawa problem yang sangat berat dan aib.
Tangannya iseng menghidupkan handycam untuk mengambil gambar bintang di langit malam itu. Namun niat ia urungkan karena pita kaset ternyata penuh. Penasaran, Ridho kemudian merewind kaset dan memutarnya untuk melihat isinya.
Mata Ridho terbelalak saat rekaman handycam tertayang di LCD handycam. Ternyata isinya adalah adegan pemerkosaan yang menimpa Siti, istrinya. Siti dalam keadaan terikat, masing-masing tangannya diikat di pojok sisi ranjang membuat posisi Siti terlentang dengan kaki terbuka.
Ia hanya mengenakan celana dalam dan bra berwarna biru muda, sementara mata dan mulutnya tertutup erat dengan ikatan sapu tangan. Tubuh Siti yang putih mulus meronta-ronta di atas ranjang seolah menuntut dilepaskan. Suaranya hanya ehmmm…ehmmm… seperti berteriak, tapi tak bisa lepas karena mulutnya tersumbat.
“Ha.. ha.. ha.. ini dia.. tante girang yang sudah nggak tahan di atas ranjang,” suara seorang pria terdengar dalam rekaman itu.
Ridho mengenal suara itu, ya suara itu tak lain dari Bisma, bujangan petugas hotel. Nampaknya ia yang memegang handycam dan mengambil gambar Siti di ranjang.
“Eng.. ing.. eng… ini dia gigolonya…,” kata Bisma, di saat yang sama muncul gambar Revan petugas hotel lainnya.
Revan hanya menggunakan kolor putih, di baliknya nampa penisnya yang mulai menonjol tegang. Revan menyeringai di kamera sambil lidahnya menjilati bibir sendiri seakan hendak menyantap makanan lezat.
Revan naik ke ranjang di mana Siti terikat. Ia berlutut di antara kaki Siti sambil tanganya mulai mengusapi kaki mulus Siti. Siti memberontak meronta-ronta, teriakan tertahan terdengar keras.
“Eit.. eit… percuma tante… lebih baik tante nikmati saja, ketimbang melawan ntar malah sakit lho.. he..he..he..,” ejek Revan dengan seringai mesumnya.
Revan terus meraba Siti mulai dari kaki, paha, perut, dan kini tangannya mulai menjalar ke payudara Siti yang masih terbungkus bra. Siti terus meronta berusaha melawan, tetapi percuma karena ikatan di tangan dan kakinya sangat kuat menggunakan tali plastik jemuran, semakin kuat ia meronta justru membuatnya semakin sakit pada pergelangannya.
“Kurang aj”, pikir Ridho saat menyaksikan adegan itu di handycam, tubuhnya bergetar menahan amarah.
Rasanya ia ingin sekali menemukan petugas hotel itu dan menghajarnya habis-habisan. Ridho melanjutkan menyaksikan adegan di LCD handycam, kini tangan Salman mencabik paksa bra istrinya itu hinga tanggal.
Payudara montok Siti sampai tergoncang-goncang. Pemandangan itu membuat Revan makin bernafsu dan seketika bibirnya mulai menjelajahi payudara Siti, bergantian, satu dihisap satu diremas-remas.
“Ehmmhhkk… ehmhkkk…jangan!!” Siti terus meronta berusaha melawan, tapi Revan tak peduli dan terus melakukan aksinya menikmati payudara wanita cantik itu.
“Eihh.. tenang aja tante.. nanti juga wenak..,” kata Revan sambil tanganya memberi kode ke kamera agar mendekat.
“Waduh.. ini bayi tua lagi netek nih…, cucu mamah gede sih,” suara Bisma terdengar dalam rekaman, sementara adegan itu diclose-up, nampak jelas bagaimana lidah Revan bermain di putting susu Siti, sesekali dihisap dengan keras, lalu dijilati lagi pelan perlahan.
Handycam di tangan Bisma juga merekam jelas bagaimana putting susu Siti perlahan-lahan mengeras setelah menerima jilatan dan hisapan Revan.
Handycam kemudian diarahkan Bisma ke bagian bawah, merekam tangan kiri Revan yang mulai menggerayangi CD Siti. Gambar kkembali diclose-up, pinggul Siti bergerak kencang berusaha menghindari sentuhan Revan, namun percuma.
Jemari-jemari kekar Revan mulai menyusup ke balik CD dan menggelitik klitoris Siti, sementara di bagian atas yang tak terekam kamera bisa dipastikan Revan makin bergairah menghisapi susu Siti.
Bisma menjauh dan mengambil gambar utuh. Revan bergerak membuka penutup mata Siti, lalu ia mencabik CD Siti dan menjilatinya beberapa kali.
“Ha.. ha.. ha.. sudah kubilang, tante pasti suka. Ini buktinya cairan memeknya sudah mulai netes. Makanya jangan melawan ya,” Revan menghisap celana dalam Siti di bagian tengah yang ada bercak basahnya, lalu menghempasnya ke arah kamera.
Bisma mengclose-up wajah Siti. Mata Siti melotot marah dan mulutnya yang masih tertutup ikatan sapu tangan mengeluarkan suara tertahan seperti membentak protes.
“Waduh.. si tante makin galak makin seksi nih.. ayo embat aja kang.., ntar gantian kita.., ” suara Bisma menyemangati Revan.
“Santai aja Bis.. makin galak makin asyik rasanya. Sekarang kita lihat masih galak nggak kalau itilnya diisapin…. Ayo ke siniin kameranya biar lebih jelas gambarnya,”
Revan meremas susu Siti dan menjawil dagunya, Siti semakin marah, lalu Revan mengarahkan kepalanya ke selangkangan Siti. Handycam di tangan Bisma mendekat ke selangkangan Siti.
Jemari Revan membelai-belai vagina Siti yang sudah telanjang penuh, sementara Siti tetap berusaha melawan dan meronta-ronta. Bibir vagina Siti direngkah dua jemari Revan hingga terbuka, warnanya merah muda dan mulai basah lantaran klitorisnya dimainkan jemari Revan.
“Ini itil namanya frend.. makin digosok, tante makin kenikmatan… nggak tahan.. ha ha ha…,”suara Revan bergairah, sementara gambar di LCD menunjukkan jempolnya menekan dan menguyak klitoris Siti.
Bibir Revan kemudian mendekat ke vagina Siti, lidahnya mulai menjulur menjilati klitorisnya. Telapak tangannya menekan bagian atas vagina Siti yang ditumbuhi bulu halus tercukur rapi.
“Hmmm.. sedep bener nih tante. Wangi…nggak ada bau terasinya memeknya nih, ga kaya *****-***** di gang itu…he he. Bis kau suting mukanya tante pas aku mainin itilnya ya..,” Revan kembali menjilati vagina Siti, kali ini sambil dihisap-hisap.
Bisma mereka ekspresi Siti. Matanya kini terpejam dan mulutnya yang tersumpal masih berusaha teriak, namun tubuhnya sudah lemah tak mampu meronta lagi. Tenaga Siti sudah terkuras karena berusaha melawan ikatan di tangan dan kaki.
“Ehmmhh.. ehmmmhhpp.,” suara Siti melemas juga, rontanya justru menjadi gemulai membuat Revan makin nafsu menghisap vaginanya. Jilatan-jilatan lidah Revan di vagina Siti membuat pikirannya bercabang.
Ia mulai merasakan kenikmatan yang tak mungkin dihindari, secara naluriah ia jelas sangat menikmatinya, namun secara moral, bagaimanapun ini perkosaan, apakah pantas ia menikmatinya?
“Ehmm.. kenapa tante? Nikmat ya?,” suara Bisma bertanya sambil wajah Siti di close-up. Siti melotot sambil berusaha mengangkat kepalanya, ia berusaha berteriak lagi, memprotes gambarnya direkam Bisma.
Ridho semakin marah melihat adegan itu. Dalam hatinya ia menaruh dendam kesumat pada Revan dan Bisma yang mengerjai istrinya. Tapi adegan demi adegan yang dilihatnya di layar LCD handycam juga membuatnya semakin penasaran.
Bisma tiba-tiba melepaskan sapu tangan penutup bibir Siti. Tapi Siti justru terpejam dan tak mengeluarkan sepatah kata pun, apalagi teriakan.
“Ayo tante.. mau marah apa? Mau ngomong apa.. ayo teriak lagi?,” suara Bisma meledek Siti.
“Ehmm.. jangan… amphuunnn.. jangan disuting… amphunnn,” suara Siti memelas dengan nafas yang mulai berat dan mulai terangsang.
“Ampun kenapa tante..?,” suara Bisma kembali menggoda.
“Akhhss.. amphuunnnn… oughhh… mmpphh..,” mata Siti kembali terpejam, tubuhnya bergetar seperti menahan birahi yang memuncak. Dari LCD handycam, Ridho bisa menandai ciri-ciri wajah istrinya mulai dilanda gairah seksual.
Di bagian bawah Revan terus menjilati vagina Siti, Bisma mengarahkan kameranya di bawah. Kepala Revan seakan terbenam di selangkangan Siti, saat di close-up nampak vagina Siti sudah sangat basah dan cairannya terus dijilati dan dihisap Revan. Pinggulnya bergoyang mengikuti irama jilatan Revan.
“Oughh.. ampphhhuuunnn… akhhsss..,” suara Siti terdengar.
“Nih suting nih.. nah lihat nih.. tante udah nggak tahan mau dientotin nih..,” kata Revan sambil jemarinya membuka bibir vagina Siti.
Handycam Bisma mengclose-up vagina Siti yang terkuak oleh jemari Revan. Terlihat jelas dinding vagina Siti berkedut-kedut dan nampak dibaluri lendir birahinya sendiri.
Revan masih menahan vagina Siti dengan jarinya, lalu penis Revan terekam di kamera sudah tegang mengacung dan mulai mendekati bibir vagina Siti.
“Eh Bis.. kau rekam yang lengkap ya.. aku entotin dulu nih tante, ntar kalau aku cabut kontolku.. kau close-up lagi memeknya ya…biar kau lihat bagaimana kalau nih tante puas.. ha ha..,” Revan menyeringai.
Revan mengambil posisi tepat di tengah kaki Siti, dan perlahan menuntut penisnya ke bibir vagina Siti.
“Amphhuunn.. tolong lepaskan saya.. jangan.. tolong jangan lakukan” Siti memelas pasrah, seolah sadar sesaat lagi ia akan disetubuhi pria lain yang bukan suaminya.
“Nah.. begitu dong.. yang halus.. jangan marah marah kayak tadi hah..!! Ayo sekarang mau apa, mau dilepas?. Bis, turuti tante ini, lepas ikatan kakinya Rud, cepat…,” Revan tetap pada posisi siap menindih Siti, ujung penisnya sudah menyentuh bibir vagina Siti yang merekah.
“Akhhss.. jangan pak.. amphun.. jangan..,” Siti memelas sejadi-jadinya dengan suara parau saat merasakan benda hangat menempel di bibir vaginanya.
Bisma merekam semuanya sambil melepas ikatan di kaki Siti. Dari posisi itu nampak jelas penis Salman sudah menempel di bibir vagina Siti.
“Sudah siap tanthee.. ouh.. sudah siap kubawa ke alam nikmathhh.. ahh..,” Revan menindih tubuh Siti dan memegang kedua pipi Siti agar wajah Siti menghadap ke wajahnya. Pinggulnya mulai ditekan membuat kepala penisnya menembus bibir vagina Siti.
“Ngghhh… amphuunnn.. jangahhnnn…tolong janganhhh… engghhhmmm… ouuhhhhggghhh… akhhhssss,” suara Siti yang memelas berubah menjadi desahan tak tertahan saat Revan mulai memasukkan penis ke vaginanya dan mulai memompa keluar masuk.
Ridho melihat bagaimana tubuh mulus istrinya menggelinjang setiap sentakan pinggul Revan terjadi. Siti mendesah tak karuan ditindih tubuh Revan yang kekar. Perawakan Revan agak pendek, penisnya juga lebih pendek dari milik Ridho.
Tapi penis hitam Revan jauh lebih gemuk dan lebih tegar dari milik Ridho. Bisma mengclose-up bagian yang sedang intim itu. Bibir vagina Siti sampai monyong-monyong didera penis Revan. Revan menghentak pinggulnya semakin cepat semakin keras.
“Akhhss… ouhhh.. ahhhh… sssttt…ughhh…,” Siti terpejam sambil mendesah menahan nikmat, ia tak sadar wajahnya yang bersemu kemerahan karena terangsang sedang diclose-up oleh Bisma.
Bisma kemudian menjauh mengambil gambar lengkap. LCD handycam yang dilihat Revan menampakkan bagaimana kaki mulus Siti kini justru merangkul pinggul Revan yang semakin cepat memacunya, nafasnya terdengar keras memburu. Desahan Siti juga makin keras, dan kepalanya bergerak ke kanan-kiri.
“Ougghhh… argghhh… huh… nikmat sekalih tubuhmuuhh tannteehhh… ouhhh.. aaahhhhhkkkk…ouhhh nikhhhmmaaathhhh….,” Revan mencabut penisnya dan berlutut di hadapan Siti dengan kepala menengadah dan tubuh bergetar, sesaat kemudian penisnya menyemburkan sperma sampai ke perut Siti. Revan mencapai puncaknya.
“Waduh.. akang ini belum apa-apa tuh udah ngecrot kemana-mana maninya.., sini gantian.. biar saya ambil alih memuskan si tante” Bisma bergegas naik ranjang menggantikan posisi Revan.
Rekaman di handycam sempat goyang menampilkan gambar lantai, cermin rias, dan langit-langit kamar. Kini Revan yang merekam gambar, sementara Bisma sudah bugil menindih tubuh Siti.
Penis Bisma sangat kekar, panjang dan besar. Kotak-kotak kekar di perut Bisma menggambarkan keperkasaan, ia memang perenang tangguh di kawasan wisata itu.
“Sudahhh… amphuunnn… jangan lagihh.. amphunnnhhh…,” pinggul Siti bergerak ingin menghindari penis Bisma yang sudah mengarah ke vaginanya, tapi percuma karena kedua tangannya masih terikat membuat posisinya tertahan terlentang.
“Tenang tante sayang.. kan masih tanggung tadi.. sekarang saya kasih biar tante puas..,” Bisma tiba-tiba menindih Siti, ia melumat bibir ranum Siti, meremas susunya, dan mulai menggenjot penisnya keluar masuk ke vagina wanita cantik beranak dua itu.
Siti mulai mendesah, gerakan Bisma membuat ia kembali terangsang hebat setelah puncak klimaksnya hampir sampai bersama Revan tadi.
Revan melihat dari layar LCD bagaimana istrinya mulai hilang kontrol dan tak menyadari sedang berhubungan intim dengan lelaki lain yang memperkosanya. Siti terpejam dengan bibir terus dilumat Bisma, malah Siti nampak membalas lumatan-lumatan Bisma, nafas mereka sama-sama memburu bercampur desahan.
“Goyang yang keras Bis.. si tante dah mau sampai puncak tuh…,” suara Revan terdengar
Sementara gambar di close-up ke wajah Siti dan Bisma yang berpagutan bibir. Bisma menggocok semakin kencang, kaki Siti merangkul pinggul Bisma seolah ingin hantaman yang lebih sempurna di vaginanya. Dalam hati Ridho bercampur berbagai macam perasaan, marah, cemburu, sedih, juga terangsang sampai tangannya bergetar memegangi handycam itu.
“Oughh… ghimmana tanntehhh… enakkhhhss…??,” Bisma melepas pagutannya dan terus menggenjot Siti sambil mengeluarkan obrolan nakal
Nampak ludah mereka saling bertaut ketika bibir mereka berpisah. Siti semakin lepas kendali di saat puncak kenikmatan nyaris dirasakannya di bawah himpitan tubuh Bisma yang kekar.
“Gimana tanthee… jawabbbhhh aghhh…,”
“Ngghhhmm ahhsss….,” Siti mendesis. Bisma menggenjotnya lebih keras, dan terus meluncurkan pertanyaan mengejek pada Siti.
“Akhhss.. amphunnn… ahhhsss enakhhhmaaass.. sssttt..,”
“Apa tanthe??? Yang keras bilang…,”
“Ughhh… ssstnnikkhhmmmaatt… ssshhh aaahhh… ihhh…,”
“Enakh digoyanghhh… ayo bilang…,” Bisma terus memancing Siti.
Siti menggelinjang kenikmatan dengan nafas semakin berat memburu.
Peluh mereka bercampur menetes. Siti dapat merasakan urat-urat penis Bisma yang menonjol itu bergesekan dengan dinding vaginanya.
Benda panjang itu demikian keras dan perkasa hingga mampu memabukkanya dalam birahi, sebuah sensasi yang belum pernah dia dapatkan dari suaminya sekalipun.
“Apanya yang nikmat tantehh? Apanya hah? Omong yang jelas!”
“Ssttt.. ahhgg.. konthhh… tholll… assttt oughhh…,” Siti menjawab refleks di luar kendalinya.
“Yahhkk begithuu tannthee… akhhhsss… nihhhh.. ouh…memekmu juga enakhh loh” Bisma semakin liar menggenjot Siti.
Kini kaki kanan Siti diangkat ke bahunya lalu dengan posisi itu Siti kembali dihajarnya. Ia terus menyetubuhi wanita itu sambil tangan satunya meremasi payudaranya yang montok.
“Hajar terus Di!” terdengar suara Revan yang sedang mengambil gambar menyemangati temannya.
“Tanhtee enakhh diapainnn hahh..??,” Bisma memacu penisnya semakin cepat, ia mulai merasakan kedutan dari dinding vagina Siti menandakan Siti hampir klimaks.
Salman mengclose up lagi wajah Siti yang terpejam, sementara Bisma menggenjot Siti sambil terus bertanya nakal. Revan berusaha melepaskan ikatan tangan Siti sambil terus merekam pertempuran ranjang itu.
“Aghh.. dihennntoothhinnhh aaakhhsss… ahhh. Amphunnnn uhhh enthooottt… akhhhsss ouhhh.. sssttt enghhhmmm,”desah Siti.
“Diperkosa ini tanthee.. enakhss diperkosaaa..??,”
“Yeahhh… akhhsss eeehhhnnn…naaakkhhh.. perkohhssaa…aahhhsss…,” Siti menceracau mengukuti pertanyaan Bisma.
Tangan Siti yang sudah lepas dari ikatan bukannya mendorong tubuh Bisma tapi justru merangkul leher Bisma dan meremasi rambut Bisma dari belakang. Dari LCD handycam di tangannya, Ridho melihat istrinya sudah mencapai klimaksnya, suara Siti terdengar sangat menggairahkan saat itu.
Tanpa sadar penis Ridho mulai tegang, sungguh tak disangka, istrinya terlihat begitu menikmati hubungan badan dengan pria pemerkosanya dibanding dengan dirinya. Sungguh sebuah ironi tapi tanpa anehnya Ridho malah terangsang menyaksikan rekaman perkosaan istrinya itu
“Ayooo.. tante.. ahhh.. ayohh…,” Bisma juga hampir mencapai klimaks, secara maksimal tenaganya dipacu menggoyang Siti.
Tubuh Siti mulai bergetar hebat dan kakinya seperti kejang merangkul pinggul Bisma yang terus bergoyang di atas tubuhnya.
“Akkhsss.. ahhhh… ammphuuunnnnhhhh… ssttttt akkhhhsssss…. Mmmmphhhmmmm… emmphhhhpppp,”
Pertahanan Siti akhirnya bobol, tubuhnya seakan kejang, tangannya menarik rambut Bisma, dan kepalanya terangkat meraih wajah pria itu. Saat klimaksnya membludak, Siti justru melumat bibir Bisma, memeluk Bisma kuat-kuat, melepaskan kedutan-kedutan nikmatnya.
“Akhhh… ouhh.. yeahhh.. yeahhhh… ouhhh… yeaaahhhhh…,” Bisma melenguh kejang melepas lumatan Siti.
Bisma juga mencapai klimaksnya sambil memeluk erat tubuh Siti, mereka berpelukan erat dan saling menekan kenikmatan di vital mereka secara bersamaan, lalu lemas beberapa saat kemudian.
Revan mengclose-up bagian vital itu, perlahan Bisma mencabut penisnya. Air sperma Bisma terhujam di dalam vagina Siti perlahan menembus keluar meleles di bibir vagina Siti.
Bisma berbaring di sisi Siti, sementara Revan mengangkangkan kaki Siti dan menguak vagina Siti dengan tangan kirinya, tanga kanannya mereka close up vagina Siti. Ridho melihat vagina Siti masih berkedut-kedut.
Selanjutnya tampak kamera diatur sedemikian rupa sehingga mengarah ke tengah ranjang, kemudian Revan nampak di layar menghampiri Siti. Kini kedua pria itu menggarap Siti secara threesome.
Bisma duduk selonjoran sambil bersandar pada kepala ranjang dengan penisnya dikulum oleh Siti, sementara dari belakangnya Revan menyetubuhinya daalam posisi doggie. Sesekali tangan Revan menepuk pantat Siti yang semok itu.
Tiap sodokan penisnya mendorong keluar sperma Bisma meleleh di bibir vagina wanita itu. Gambar di handycam kemudian terputus dan menampakkan Siti yang tertidur pulas di ranjang, bugil tanpa ikatan, pada bibirnya masih berbekas cipratan sperma.
“Ya beginilah kondisi nyonya sombong yang sudah kami perkosa sampai puas.. diperkosa malah kenikmatan dia sampe tidur ngorok ha.. ha.. ha..,” suara Revan terdengar.
“Ini dia film bokep made in Indonesia asli, tidak ada rekayasa dalam pembuatan film ini” suara Bisma menimpali.
Bisma dan Revan terus mengeksplore tubuh telanjang Siti sambil berkomentar. Dari komentar mereka Ridho tahu kalau mereka nekad memperkosa Siti karena Siti menyinggung perasaan mereka.
Waktu hendak membenahi shower dan kamar mandi, Siti sempat melontarkan kata-kata menyuruh mereka berdua cepat selesaikan pekerjaannya karena Siti tak tahan bau badan mereka.
Tangan Ridho luruh dan handycam hampir jatuh. Pikirannya kacau setelah melihat rekaman pemerkosaan terhadapa istrinya itu. Bukankah Siti akhirnya menikmati juga?, bagaimana mungkin ini dilaporkan ke polisi?
Akan lebih menjadi aib jika nantinya dua pelakunya membeberkan ini suka sama suka. Ridho berteriak sejadi-jadinya, lalu kembali ke kamar hotel. Setelah memastikan anak-anak sudah tidur lelap, ia menggauli Siti secara brutal membayangkan memperkosa istrinya sendiri.
Posted by : Miracle Tan
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.