Tuesday, December 26, 2017

Cerita Dewasa - Ayam Kampus Yang Cantik Dan Sexy

Cerita Dewasa - Ayam Kampus Yang Cantik Dan Sexy

Backtoseks - Kuliah jam terakhir di kampus S di kawasan Jakarta Selatan baru saja berakhir. Jam menunjukkan pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Wani, mahasiswi semester 4 fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna brunette berjalan meninggalkan kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte, Wani merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya.

Tersadarlah Wani bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat sexy. T-shirt putih lengan pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT THESE?, sehingga tokednya yang berukuran 36C seolah hendak melompat keluar, akibat hari itu Wani menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar lebih nongol). Apalagi kulit Wani memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini yang digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang & paha mulusnya karena Wani memang cukup tinggi, 173cm.

“Buset, baru sadar gue kalo hari ini gue pake uniform sexy gue demi ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar dia gak konsen”, pikir Wani.

Biasanya Wani bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja yang lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari tatapan dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Wani ke kampus datang numpang mobil temannya, Anggi. Tapi si Anggi sudah pulang duluan karena kuliahnya lebih sedikit.

Wani tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai agak berani ngliatin belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi. “Najis, berani amat sih nih cowok-cowok mlototin toked gw”, membatin lagi si Wani. Wani menggunakan bukunya untuk menutupi dadanya, tapi mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Wani yang memang bulat sekal dan menonjol.

Makin salah tingkahlah si Wani. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap dan orang sudah pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah suasananya. Apalagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini, Wani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa bingung. Wani coba alternatif terakhir dengan menelpon Albert cowoknya atau si Anggi atau Rosy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP mereka pada off. “Buset, sial banget sih gue hari ini.”

Mulailah celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai “Neng, susunya mau jatuh tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”. Pias! Memerahlah muka Wani. Dipelototin si tukang ojek yang berani komentar, eh dianya malah balas makin pelototin toked si Wani. Makin jengahlah si Wani.

Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Wani. Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak sambil menyeringai, si Toby. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas Wani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
“Wan, jualan lo disini? Hehe”.Wani membalas
“Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Tob, anter gue ya” pinta Wani.

Wani sebenarnya enggan ikut bersama si Toby karena dia terkenal suka main cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik mobil si Toby. Tapi si Toby malah bilang “Wah sory Wan, gue harus pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo”. “Tob, please anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Wani. Sambil nyengir mesum Toby berucap “Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. “Iya deh, ntar gue bayar” Wani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari halte tersebut. “Hehe sip” kata Toby sambil membuka pintu untuk Wani. Wani masuk ke dalam mobil Toby, diiringi oleh pandangan sebel para cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Toby mulai menembus kemacetan ibu kota.

“Buset dah lo Wan, sexy amat hari ini”.kata Toby
Kata Wani “Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada ujian lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi gw nilai bagus hehe”.
“Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha” balas Toby.
“Sial, enak aja lo ngomong Tob” maki Wani.

Sambil mengerling ke Wani, Toby berucap “Wan, bayaran tumpangan ini, bayar sekarang aja ya”. “Eh, gue bawa duit cuma dikit Tob. Kapan2 deh gue bayarin bensin lo” balas Wani. “Sapa yang minta diduitin bensin, Non” jawab Toby. “Trus lo mau apa? Traktir makan” tanya Wani bingung. “Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja” ucap Toby misterius. Semakin bingung si Wani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Toby berkata “Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo. Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Toby menghiasi wajahnya. Seperti disambar petir Wani kaget dan berteriak “BANGSAT LO Tob. LO PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam Wani pada wajah Toby yang tetap cengar-cengir. “Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang. Apa lo gue turunin disini” kata Toby. Pada saat itu mereka telah sampai di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Wani jelas ogah. “Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang” Wani bergidik sambil melihat sekitarnya. “Ya biarlah si Toby bisa seneng-seneng bentar nggranyangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret juga si Toby ini”. Akhirnya Wani ngomong “Ya udah, cuma pegang susu gue doang kan. Jangan lama-lama” Wani ketus. “Ga kok Wan, cuma sampe kos lo doang” kata Toby penuh kemenangan. “Sialan, itu sih bisa setengah jam sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan” pikir Wani.

Tangan kiri Toby langsung terjulur meraih toked Wani sebelah kanan bagian atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Wani merasakan jari-jari kasar Toby dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah Wani agak berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai remasan-remasan lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap menyetir, Toby sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Wani yang menegang karena sebal tokednya diremas-remas. Toby sengaja jalanin mobil agak pelan, sementara Wani tidak sadar kalau laju mobil tidak secepat sebelumnya, karena konsen ke tangan Toby yang mulai meremas-remas aktif secara bergiliran kedua bongkahan tokednya.

Nafas Wani mulai agak memburu, tapi Wani masih bisa mengontrol pengaruh remasan-remasan tokednya pada nafsunya “Enak aja kalo gue sampe terangsang gara-gara ini” pikir Wani. Tapi Toby lebih jago lagi, tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Wani, bahkan langsung masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Wani yang sebelah kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Toby yang sebenarnya lebar juga. “Ahh…!” Wani terpekik kaget karena manuver Toby. “Hehe buset toked lo Wan, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya. Tangan gue aja ga cukup neh hehe” ujar Toby penuh nafsu.

Toby melanjutkan gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked Wani keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Wani kini nongol keluar dari wadahnya dan terekspos full. “Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga gede neh. Sering diisep ya Wan” kata Toby vulgar. “Bangsat lo Tob. Kok sampe gini segala” protes Wani berusaha mengembalikan tokednya kedalam BH-nya. Tangan Wani langsung ditahan oleh Toby “Eh, inget janji lo. Gue boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah gue”. Sambil cemberut Wani menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Toby kembali menggarap toked Wani yang kini keluar semuanya.

Remasan-remasan lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian memutar disekitar puting, membuat Wani semakin kehilangan kendali. Nafasnya mulai memburu lagi. Apalagi Toby mulai memelintir-melintir puting Wani yang besar dan berwarna pink. Gerakan memilin-milin puting oleh jari-jari Toby yang kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang mulai menjalari toked Wani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan. Perasaan geli dan getaran-getara nikmat mulai menjalar dari bawah puser menuju ujung selangkangan Wani. “Ngehek nih cowok. Puting gue itu tempat paling sensitif gue. Harus bisa nahan!” membatin si Wani.

Tapi puting Wani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu Toby yang berpengalaman. “Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo” pikir Toby kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin memuncak, Wani tidak sadar kalau Toby sudah mengeluarkan kedua bongkah tokednya. Tangan kiri Toby semakin ganas meremas-remas toked dan memilin-milih kedua puting Wani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir dari Toby “Nikmatin aja Wan, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh mulai ngaceng tuh. Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek lo pasti udah mulai basah sekarang”. Wani sebal mendengar ucapan-ucapan vulgar Toby, tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti menghipnotis Wani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Wani juga mulai merasakan bahwa celana dalamnya mulai lembab.

“Sial..memek gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa jadi agak tenangan. Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue walopun si Toby masih ngremesin toked gue” pikir Wani yang mulai susah menahan birahinya. Berpikir seperti itu, Wani melonggarkan pertahanannya, membiarkan rasa gatal yang mulai menjalari memeknya menguat. Efeknya langsung terasa. Semakin Toby mengobok-ngobok tokednya, rasa gatal di memek Wani semakin memuncak. “BUSETT. Cuma diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar”. Wani menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan semakin menggila di bibir memeknya. Toby yang sudah memperhatikan dari tadi bahwa Wani terbawa oleh birahinya, semakin semangat menggarap toked Wani.

Ketika melihat urat leher Wani menegang tanda menahan rasa yang akan meledak di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Toby menjepit kedua puting Wani dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di memiaw Wani. Kedua tangan Wani meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan tertahan Wani “Hmmmffhhhhhhh….”. Pada saat itu, memek Wani langsung banjir oleh cairan pejunya. Pantat Wani mengangkat dan tergoyang-goyang tidak kuat menahan arus orgasmenya. “Oh..oh..hmmffhh” Wani masih berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia saja. Karena Toby sudah melihat bagaimana Wani orgasme, keenakan karena tokednya dipermainkan. “Hahaha dasar lonte lo Wan. Sok ga suka. Tapi keluarnya sampe kelonjotan gitu” Ngakak Toby penuh kemenangan.

Nafas Wani masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena nikmatnya gelombang orgasme barusan. “Kampret lo Tob” maki Wani perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga bakalan gue keluar lagi. Gue udah ga horny lagi” tambah Wani yang berpikir setelah dipuasin sekali maka libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali, sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin gatal rasanya ingin digesek-gesek. “Lho, kok memek gue makin gatel. Berkedut-kedut lagi. Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin sekaraangg..siaall..” sesal Wani dalam hati. Toby seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan memek) Wani. Walaupun Wani bilang dia tidak horny lagi, tapi nafasnya yang memburu dan putingnya yang semakin ngaceng mengatakan lain. Toby menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang memang sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Wani.

Tangan satunya langsung menekan kursi Wani agar tertidur. Wani yang masih memakai seatbealt, langsung ikut terlentang bersama kursi. “EEHHH…APA-APAAN LO Tobb??” Teriak Wani. Tidak peduli teriakan Wani, tangan kiri Toby langsung meremas toked Wani lagi, sedang tangan kanannya langsung meremas memek Wani. “OOUUHHHH……….!!” lenguh Wani keras, karena tidak menyangka memeknya yang semakin gatel dan berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan, bahkan remasan. Akibatnya, Wani langsung orgasme untuk kedua kalinya. Toby tidak tinggal diam, ketika badan Wani masih mengejang-ngejang, jari-jarinya menggesek-gesek permukaan celana dalam Wani kuat-kuat. Akibatnya, gelombang orgasme Wani terjadi terus-menerus.

“Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhhhh Tobbbb…!! Teriak Wani makin keras karena kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh selangkangan dan tubuhnya. Kedua tangan Wani semakin kuat meremas jok, mata memejam erat dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan yang melandanya. Ketika gelombang orgasme mulai berlalu, Wani mulai membuka matanya dan mengatur pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar begitu hebatnya di depan si Toby. “Aseem, napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin tengsin aja. Tapi, emang enak banget. Udah semingguan gue ga ngentot” batin Wani.

Saat Wani masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Toby sudah bergerak di atas Wani, mengangkat t-shirt Wani serta menurunkan BH-nya kekecilan sehingga toked Wani yang bulat besar terpampang jelas di depan hidung Toby. Tersenyum puas dan napsu banget Toby berucap “Gilaa..toked lo Wan. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin ngenyotinnya ni malem”. Toby langsung menyergap kedua toked Wani yang putingnya masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked yang sebelah kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas & memilin-milin puting yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Toby juga piawai menjilat-jilat dan memainkan kedua puting Wani. Gigitan-gigitan kecil dipadu remasan-remasan gemas jemari Toby, membuat Wani terpekik “Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma pegang-pegang..kok.. kok sekarangg.. loh ngeyotin tohked guehh…ahh..ahh..” kata Wani sambil tersengal-sengal nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif di kedua tokednya. Toby sudah tidak ambil pusing “Hajar bleh. Kapan lagi gue bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya”.

Sekarang kedua tangan Toby menekan kedua toked Wani ketengah, sehingga kedua putingnya saling mendekat. Kedua puting Wani langsung dikenyot, dihisap & dimainin oleh lidah Toby. Sensasinya luar biasa, Wani semakin terhanyut oleh birahinya. Desahan pelan tertahan mulai keluar dari bibir ranum Wani. Lidah Toby mulai turun menyusuri perut Wani yang putih rata, berputar-putar sejenak di pusernya. Tangan kanan Toby aktif membelai-belai dan meremas paha bagian dalam Wani. “Aah..ah.. emhh.. emh..Tob.. lo ngapahin sihh..” keluh Wani tak jelas. Dengan sigap Toby menyingkap rok mini Wani tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini panty La Senza Wani berwarna merah. Agak transparan, dibantu cahaya lampu jalan samar-samar memperlihatkan isinya yang menggembung montok. Jembi Wani yang tipis terlihat hanya diatas saja, dengan alur jembi ke arah pusernya. “Buseett..sexxyy bangett.. bikin konak gue ampir ga ketahan.” syukur Toby dalam hati.

Tanpa babibu lagi jari-jari Toby langsung menekan belahan memiek Wani, dan Toby langsung mengetahui betapa horny-nya Wani “Wah Wan, memek lo udah becek banget neh. Panty lo aja ampe njeplak gini hehe”. Wani cuma bisa menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit bibir bawahnya, karena jemari Toby menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas panty. “Tobbb..Tob..singkirinn tangan lo doong….emh..emh..” keluh Wani perlahan, tapi matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. “Wah, harus cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Wani makin konak hehe” pikir Toby napsu.

Cepat Toby ambil posisi di depan selangkangan Wani yang terbuka. Kursi Wani dimundurkan agar beri ruang cukup untuk manuver barunya. Paha Wani dibuka semakin lebar, dan Wani nurut saja. Jemari Toby meraup panty mungil Wani, dan membejeknya jadi bentuk seperti seutas tali sehingga masuk kedalam belahan memek Wani. Toby mulai menggesek-gesekkan panty Wani ke belahan memiawnya dengan gerakan naik turun dan kiri kanan yang semakin cepat. “Aah.. aahh…ehmm..ehhmm.. uuh.. hapaan itu Tobby ahh…” desah Wani keenakan, karena gesekan panty tersebut menggesek-gesek bibir dalam memeknya sekaligus clitorisnya. Toby juga semakin konak melihat memek Wani yang terpampang jelas.
Dua gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya, cuma ada dibagian atasnya saja.

“Wan, memek lo ternyata mantap & montok banget. Pasti enak kalo gue makan neh. Apalagi sampe gue genjot nanti hehe” ujar Toby penuh nafsu. Panty Wani dipinggirkan sehingga lidah Toby dengan mudah mulai menjilati bibir memiaw Wani. Tapi sebentar saja Toby tidak betah dengan panty yang mengesek pipinya. Langsung diangkatnya pantat Wani, dan dipelorotkan panty-nya.

Kini antara Toby dan memek Wani yang tembem dan mulus, sudah tidak ada penghalang apa-apa lagi. Toby langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai melumat bakpao montok itu. Tapi, Wani yang tiba-tiba memperoleh kesadarannya, karena ada jeda sesaat ketika Toby melepaskan pantynya, berusaha menahan kepala Toby dengan kedua tanggannya. “Gila lo Tob, mo ngapain lo?? Jangan kurang ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!” ujar Wani agak keras. Tapi kedua tangan Wani dengan mudah disingkirkan oleh tangan kiri Toby, dan tanpa dapat dicegah lagi mulut Toby langsung mencaplok memek Wani. Toby melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah menyapu-nyapu clitoris dan menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi kecipakan ludah dan peju Wani terdengar jelas. Konak Wani yang sempat turun, langsung naik lagi ke voltase tinggi. Kepala Wani mengangkat dan dari bibirnya yang sexy keluar lenguhan agak keras.

“Ouuuffhhh….eeahh…ah..ah lo apain mehmmek gue Tobb..” erang Wani nyaris setengah sadar.

Rasa gatal yang hebat menyeruak dari sekitar selangkangannya menuju bibir-bibir memeknya. Rasa gatal itu mendapatkan pemuasannya dari lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil Toby. Tapi, semakin Toby beringas mengobok-obok memek Wani dengan mulut, dibantu dengan ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Wani, rasa gatal nikmat itu malah semakin hebat. Wani sudah tidak dapat membendung konaknya sehingga desahan dan erangannya sudah berubah menjadi lenguhan.

” OUUHHHHG….. HMMPPHH… ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..”.

Kepala Wani menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua tangannya menekan kepala Toby semakin dalam ke selangkangannya. Pantatnya naik turun tidak kuat menahan rangsangan yang langsung menyentuh titik tersensitif Wani. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama sekali. Yang ada hanya kebutuhan untuk dipuaskan.

“Tobbb…GILLAA… HOUUUHHH.. ENAAKK…. Tobbb…AHHH” Wani semakin keenakan.

Toby yang sedang mengobok-obok memek Wani semakin semangat karena memek Wani sudah betul-betul banjir. Peju dan cairan pelumas Wani membanjir di mulut dan jok mobil Toby. Jempol kiri Toby menggesek-gesek clitoris Wani, sedang jari-jari Toby mengocok-ngocok lubang memek dan G-spot Wani dengan cepat. “Heh, ternyata lo lonte juga ya Wan. Mulut lo bilang nggak-nggak mulu. Tapi memek lo banjir kaya gini. Becek banget” kata Toby dengan semangat sambil tetap ngocok memiaw Wani.

Dalam beberapa kocokan saja Wani sudah mulai merasakan bahwa gelombang orgasme sudah diujung memeknya. Ketika Toby melihat mata Wani yang mulai merem melek, otot-otot tangan mulai mengejang sambil meremas jok mobil kuat-kuat dan pantat Wani yang mulai mengangkat, Toby tau bahwa Wani akan sampai klimaksnya. Langsung saja Toby menghentikan seluruh aktivitasnya di wilayah selangkangan Wani. Wani jelas saja langsung blingsatan ” Ah..ah napa brentii…” sambil tangannya mencoba mengocok memeknya sendiri. Toby dengan tanggap menangkap tangan Wani, dan berujar “Lo mau dituntasin?”. Wani merajuk “Hiyah.. Tobb.. gue udah konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue ya”. “Kalo gitu lo nungging sekarang” kata Toby sambil menidurkan kursi sopir agar lebih lapang lagi dan ada pijakan buat Wani nungging. “Napa harus nungging Tobb” Wani masih merajuk dan tangannya masih berusaha untuk menjamah memeknya sendiri. “Ayo, jangan bantah lagi” kata Toby sambil mengangkat pantat Wani agar segera menungging.

Wani dengan patuh menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua lutut berada di jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat merangsang Toby, demi melihat bongkahan pantat yang bulat, dan memek tembem yang nongol mesum di bawahnya.

Cepat Toby melepas sabuk dan celana panjangnya, lalu meloloskan celana dalamnya. Langsung saja kontol hitam berurat sepanjang 15cm dan berdiameter 4.5cm itu melompat tegak mengacung, mengangguk-ngangguk siap untuk bertempur. Wani yang mendengar suara-suara melepas celana di belakangnya, menengok dan langsung kaget melihat kontol Toby sudah teracung dengan gagahnya.

“Buset, gede juga tu kontol, hampir sama dg punya Sony” pikir Wani reflek.
“Eh, lo mo ngontolin gue Tob. Enak aja!” teriak Wani dan mencoba untuk membalik badan.

Tapi Toby lebih cepat lagi langsung menindih punggung Wani, sehingga Wani harus bertelekan lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Toby menggerakkan maju mundur pantatnya sehingga kontolnya yang ngaceng, menggesek-gesek bibir memek Wani. “Sshh…Tobbb…mmhh.. jangan macem-macem lo ya!” ujar Wani masih berupaya galak, tidak mau dikentot oleh Toby.

Kedua tangan Toby meraih kedua toked besar Wani yang menggantung dan meremas-remasnya dengan ganas. Sambil menciumi dan menggigit tengkuk Wani, Toby berkata “Udah deh, lo ga usah sok ga doyan kontol gitu. Kan lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan kontol gue. Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe”. Remasan & pilinan di kedua toket dan serbuan di tengkuk dan telinga membuat gairah Wani mulai naik lagi. Nafas Wani mulai memburu. Tapi Wani masih mencoba untuk bertahan. Namun, gesekan kontol yang makin intense di bibir memek Wani, betul-betul membuat pertahanan Wani makin goyah. Kepalanya mulai terasa ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya dengan hebat.

“Hmffh…shh…awas lo Tobb kalo sampe hhemm.. sampe berani masukin kontol lo, lo bakal gue..hmff..gue….OUUHHHHH” omongan Wani terputus lenguhannya, karena tiba-tiba Toby mengarahkan pal-kon nya ke lubang memek Wani yang sudah basah kuyup dan langsung mendorongnya masuk, hingga kepala kontol Toby yang besar kaya jamur merah amblas dalam memek tembem Wani, sehingga ada peju Wani yang muncrat keluar.

“Hah..hah…shhh…brengsek lo Tobbb. kontol lo…kontol lo…itu mo masuk ke memek guee…” erang Wani kebingungan, antara gengsi dan birahi. Toby diam saja, tapi memajukan lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar masuk sekitar 2 cm lagi, tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi sambil membawa cairan pelumas memek Wani. Sekarang pantat Toby maju mundur perlahan, mengocok memiaw Wani tapi tidak dalam-dalam, hanya dengan pal-konnya aja. Tapi, hal ini malah membuat Wani blingsatan, keenakan.

“HMFPHH….HEEMMFFHH…SSHH AAHH…Tobby kontol lo… kontol lo… ngocokin memek guee….hhmmmff”. Rasa gatal yang mengumpul di memek Wani, serasa digaruk-garuk dengan enaknya. Wani yang semula tidak mau dikontolin, jadi kepengen dikocok terus oleh kontol Toby.

Kata Toby “Jadi mau lo gimana? Gue stop neh”. Toby langsung mencabut kontolnya, dan hanya menggesek-gesekkan di bibir memek Wani. “Tobb…pleasee.. kentotin gue. Masukin kontol lo ke memek gue. Gue udah ga tahan gatelnya..gue pengen dikenttooott!!!” rengek Wani sambil menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha memundurkan pantatnya agar kontol Toby yang dibibir memeknya bisa masuk lagi.

“Hahahaha sudah gue duga, elo emang lonte horny Wan. Dari tampang & body elo aja gue tau, kalo elo itu haus tongkol” tawa Toby penuh kemenangan. “Ayo buka paha lebih lebar lagi” perintah Toby. Wani langsung menurutinya, membuka pahanya lebih lebar sehingga memeknya makin terpampang. Toby tanpa tedeng aling-aling langsung menusukkan kontolnya kuat-kuat ke memek Wani. Dan…BLESHH…seluruh tongkol hitam itu ditelan oleh memek montok Wani. Air peju Wani terciprat keluar akibat tekanan tiba-tiba benda tumpul besar.

“AUUGGHHHH…………!!!” pekik Wani yang kaget dan kesakitan.

“Hehehe gimana rasa kontol gue Wan” kekeh Toby yang sedang menikmati hangat dan basahnya memek Wani.Wani masih shock dan agak tersengal-sengal berusaha menyesuaikan diri dengan benda besar yang sekarang menyesaki liang memeknya. “Buseet..tebel banget nih kontol, memek gue penuh banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga bisa.. mhhmff” erang Wani dalam hati. Karena Wani diam saja, hanya nafasnya saja yang terdengar memburu.

Toby mulai menarik keluar kontolnya sampai setengahnya, kemudian mendorongnya masuk lagi. Demikian terus menerus dengan ritme yang tepat. “Hehh..heh…mmm legit banget memek lo Wannn..” desah Tobby keenakan ngentotin memek Wani yang peret tapi basah itu. Hanya butuh tiga kocokan, Wani mulai didera rasa konak dan kenikmatan yang luar biasa. Menjalari seluruh tangan, pundak, tokednya, sampai selangkangan dan seluruh memeknya. Rasa gatal yang sangat digemari oleh Wani seperti mengumpul dan menjadi berkali lipat gatalnya di memek Wani. Wani sudah tidak mendesah lagi, tapi melenguh dengan hebat. Hilang sudah gengsi, tinggal rasa konak yang dahsyat.

“UUHHHHH…..UHHH……OUUHHGGGG… ENNAAKKNYAA…”.
“OH GODD..memek GUE…memek GUE..”
Wani terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil..
“memek GUE..GATELLL BANGETT….KENTTOOTTT GUE Tobbb…ARGGHH…”

Lenguhan Wani semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir sexy-nya. Kepalan tangan Wani menggegam keras, kepalanya menggeleng semakin cepat, pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati seluruh kontol Toby. Toby pun terbawa napsunya yang sudah diubun-ubun. Tangannya meremas-remas toked Wani tanpa henti dengan kasarnya, dan Toby sudah tidak menciumi pundak & tengkuk Wani, melainkan menggigitnya meninggalkan bekas-bekas merah. Pantatnya bergerak maju mundur dengan ritme yang berantakan, cepat lalu perlahan, kemudian cepat lagi, membuat kontol Toby mengocok memek Wani seperti kesetanan.

Bunyi pejuh Wani yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua semakin menggila. SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLAK…suara kontol yang keluar masuk memek dan benturan pantat Wani dengan pangkal kontol Toby terdengar di sela-sela lenguhan Wani & Toby. Tak sampai 10 menit Wani merasakan aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa gatal sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang dikocok oleh tongkol Toby.

“GUEE KELUAARRRR Tobb……OUUUHHHHHHHHH….AHHHHHHH…” teriak Wani melampiaskan rasa nikmat yang tiba-tiba meledak dari memeknya. Toby merasakan semburan hangat pada tongkolnya dari dalam memek Wani. Karena Toby tetap mengocokkan kontolnya, bahkan lebih cepat ketika Wani mencapai klimaksnya, Wani bukan saja dilanda satu orgasme, melainkan beberapa orgasme sekaligus bertubi-tubi.

“OAHHH…OHHH….UUUHH..KOK..KOK.. KLUAR TERUSSS NIIIHHH…” erang Wani dalam klimaksnya yang berkali-kali sekaligus. Hal ini membuat Wani berada dalam kondisi extacy dalam 30 detik lamanya. Badan Wani berkelonjotan, air pejunya muncrat keluar dari dalam memeknya. “Gilaa..enak bener Tobb… gue sampe keluar berkali-kali” ujar Wani agak bergetar karena Toby masih dengan nafsunya mompain memek Wani. “Hehehe demen banget liat lo keluar kaya gitu Wan. Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan. Gue bikin lo lebih kelonjotan lagi. Gue kentot lo sampai peju lo keluar semua” kata Toby.

Wani hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang dia merasa keenakan dientot Toby dengan cara sekasar itu. Kemudian Toby membalik tubuh Wani agar terlentang dan bersandar di jok belakang. Kedua kaki Wani diangkat dan mengangkang lebar sehingga Toby bisa dengan jelas melihat memek Wani yang chubby itu berleleran dengan peju Wani. “Tobb, udahan dulu ya. Gue lemes banget” Wani terengah-engah minta time-out. Tapi bukan Toby namanya kalo nurutin kemauan si cewek. Bagi Toby, si cewek harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru disitu si cewek dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian rengekan Wani, Toby langsung mengarahkan kontolnya ke memek Wani yang menganga, dan langsung BLEESHH..!! Dengan mudahnya memek Wani menelan kontol Toby.

“Hmmffpp..sshiitt..” Wani cuma bisa mengumpat perlahan karena tiba-tiba saja (lagi) kontol Toby sudah amblas kedalam memeknya. Toby langsung menggenjot Wani dengan kecepatan tinggi. SLLEPP…SLEEPP… SLLEPPP…SLEPP…. kontol Toby keluar masuk memek Wani dengan cepat. Wani yang sudah lemes dan kehabisa energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi horny lagi. “Oh shit..gue kok horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta digaruk shhhh..” mengumpat Wani dalam hati. Toby yang kini berhadapan dengan Wani, bisa melihat perubahan mimik muka Wani yang dari lemes dan ogah-ogahan, menjadi mimik orang keenakan dan horny abis. “Hehehe gue kata juga apa. Elo memang harus dikentot terus, dasar memek lonte” ujar Toby sambil terus memompa memek Wani. Kedua tangan Toby kini bertelekan di toked Wani, dan meremasnya seperti meremas balon.

“AAHH…AHH…AHH..EEMMPPHH….EKKHH….” erang Wani yang merem melek keenakan dientot. Kali ini tidak sampai 5 menit, seluruh otot tubuh Wani sudah mengejang. Kedua tangan Wani memeluk dan mencakar punggung Toby kuat-kuat. Lenguhan yang keluar dari mulut Wani semakin keras.

“HOUUUHH….HOOOHH….UUUGGHHH…ENNAAKKKKK..TERUS SS Tobb…. GENJOTTT TERUSS…. GUE AMPIIRR NEEHHH……..”.
“Woe, lonte, lo udah mo keluar lagi? Tunggu gue napa” damprat Toby tapi tetapi malah mempercepat genjotannya. Tanpa dapat dihalangi lagi, memek Wani kembali berkedut-kedut keras dan meremas-remas kontol Toby yang berada didalamnya. Diiringi pekikan keras, Wani mencapai klimaksnya yang kesekian.

“AAGGGHHHHHHHHHHHHH………………..GUE KLUUAARRR ……..”.

Wani merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan seluruh tulangnya serasa diloloskan. “Hhhh…..enak bangetttttt. Lemes banget gue” membatin si Wani. Melihat Wani yang sudah keluar lagi, kali si Toby agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar. Tapi kalo si cewek sudah nggak binal lagi, si Toby merasa kurang puas. “Sialan, lo Wan. Main keluar aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo. Di sini sempit banget”.

Maka Toby langsung membuka pintu mobil, keluar dan menarik Wani keluar. “Eh..eh.. apa-apaan ni Tob. Gue mo dibawa kemana?” tanya Wani lemes. “Kaki gue lemes banget Tobb, susah banget berdiri” tambah Wani. Toby langsung bopong Wani keluar dari mobil. Langsung dibawa kedepan mobil. Lantas badan Wani ditenkurapkan di kap depan BMW-nya.

Posisinya betul-betul merangsang. Pinggang ke atas tengkuran di kap mobil, dengan kedua tangan terpentang. Kedua kaki Wani yang lemes menjejak tanah, dibuka lebar-lebar pahanya oleh Toby. Wani jengah sekali karena kini dia bugil di tempat terbuka. Siapa saja bisa melihat mereka. “Tobb, balik dalam lagi aja yuk” ujar Wani sambil berupaya berdiri. Tapi dengan kuatnya tangan Toby menahan punggung Wani agar tetap tengkurap di kap mobil, sehinggu pantatnya tetap nungging. “Kan gue udah bilang, gue bakal kentotin lo sampai habis peju lo Wan” ujar Toby yang nafsunya makin berkobar melihat posisi Wani.

Hawa dingin malam malah membuat Toby merasa energinya kembali lagi. Kedua tangan Toby meremas bongkahan semok pantat Wani, dan membukanya sehingga memek Wani yang masih berleleran peju ikut membuka. Toby langsung melesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Wani. “AHHHH…” pekik Wani tertahan.

Kali ini Toby betul-betul seperti kesetanan. Tidak ada gigi 1, atau 2, bahkan 3. Langsung ke gigi 4 dan 5. Genjotan maju mundurnya dilakukannya sangat cepat, dan ketika menusukkan tongkolnya dilakukan dengan penuh tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..bunyi pantat Wani yang beradu dengan badan Toby semakin keras terdengar. “GILAA…ENAKKK BANGET NIH memekKK…..” Toby mengerang keenakan.

Tangannya mencengkram pantat Wani kuat-kuat, dan kepala Toby mendongak ke atas, keenakan.Wani yang mula-mula kesakitan, mulai terangsang lagi. Entah karena kocokan Toby, atau karena sensasi ngentot di areal terbuka seperti ini. Perasaan seperti dilihat orang, membuat memek Wani berkedut-kedut dan gatel lagi. Maka lenguhannya pun kembali terdengar.

“OUUHHH….HHHMMFFPPPPP….OHHH..UOOHH…ENAK..ENA K..ENAAKKK….” Wani meceracau.

Mendengar lenguhan Wani, Toby tambah nafsu lagi “Ooo.. lo demen ya dikentot kasar gini ya Wan..Gue tambahin lagi kalo gitu” kata Toby dengan nafas memburu. Jari-jari Toby tetap mencengkram bongkahan montok pantat Wani, tapi bedanya kedua jari jempolnya dilesakkan kedalam lubang pantatnya. Dan digerakkan berputar-putar didalamnya. Lubang pantat Wani adalah juga merupakan titik sensitif bagi Wani, sehingga mendatangkan sensasi baru lagi. Apalagi 2 jari jempol yang langsung mengobok-oboknya. Wani makin blingsatan dan makin heboh lenguhannya.

“GILAA LO Tobb…UUHHHHHH.. UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH…..!

Wani sudah tidak bisa berkata-kata lagi, cuma lenguhan yang kluar dari mulutnya. Toby tidak sadar bahwa setelah hampir 10 menit mengocok Wani dari belakang, Wani sudah dua kali keluar lagi. Wani yang sudah agak lewat sensasi orgasmenya, mulai menyadari bahwa gerakan Toby mulai tidak beraturan dan tongkolnya jadi membesar. “Oh shit, Toby mo keluar. Pasti dia pengen nyemprot dalam memek gue. Harus gue cegah” pikir Wani panik. Tapi, pikiran tinggal pikiran. Badan Wani tidak mau diajak kerja sama. Mulutnya meneriakkan “Tobb, JANGAN NGECRET DIDALLAMM….PLEASEE!!!”. Tapi Toby yang memang sudah berniat menyemprotkan pejunya dalam memek Wani, malah semakin semakin semangat menggenjot dalam-dalam memek Wani. Wani sendiri karena memeknya semakin disesaki oleh kontol Toby yang membesar karena hendak ngecret, jadi terangsang lagi dan langsung hendak ngecret juga.

Maka, ketika Toby mencapai klimaksnya, tangannya mencengkram pantat Wani kuat-kuat, dan kontolnya ditekan dalam-dalam dalam memek Wani, Toby meraung keras. “HMMUUUUAHHHHH….AAHHHH” cairan peju hangat Toby menyemprot berkali-kali dalam liang memek Wani. Wani pun bereteriak keras ” OUUUAAHHHH….GUE KELUARRRRR….” dan pejunya pun ikut muncrat lagi.

Kedua mahluk lain jenis itu berkelonjotan menikmati setiap tetes peju yang mereka keluarkan. Cairan peju Toby dan Wani berleleran keluar dari sela-sela jepitan kontol & memek Wani. Banyak sekali cairan yang keluar meleleh dari memek Wani turun ke pahanya.

Toby puas sekali bisa menembakkan pejunya dalam memek cewek sesexy Wani. Apalagi si Wani ikutan keluar juga. “Komplet dah” pikir Toby. Karena lemas, Toby ikut tengkurap, menindih tubuh Wani di atas kap mobil. kontolnya yang mulai mengecil, masih dibiarkan di dalam memek Wani. Sedang Wani sendiri, masih memejamkan mata menikmati setiap sensasi extasy kenikmatan orgasme yang masih menjalarinya seluruh tubuhnya. Belum pernah ia ngentot sampai keluar lebih dari 4 kali seperti ini. Apalagi sebelumnya dia sempat menolak. Rasa tengsin dan malu mulai menjalar lagi, setelah gelombang kenikmatan orgasmenya memudar.

Toby yang masih menindihnya berkata “Hehehe enak kan. Gue demen banget ngentot sama lo Wan. Betul-betul binal & liar. Memek lo ga ada matinya, nyemprot peju mulu” kata Toby seenaknya. Wani cuma bisa diam dan ngedumel dalam hati. “Udah, bangun lo. Anter gue pulang sekarang. Berlebih banget nih gue bayarnya” ujar Wani ketus. “Heheh ok..ok gue udah dapet apa yang gue mau. Sekarang gue anter lo pulang” balas Toby.

Toby pun bangun dari punggung Wani dan beranjak ke pintu mobil dan mulai memakai pakaian dan celananya. Tapi kemudian dia heran, kok si Wani masih tengkurapan aja di kap mobil. “Hei, katanya mo pulang. Kok masih tengkurapan aja” tanya Toby. Wani tidak menjawab, hanya terdenger dengusan nafas saja. Ketika Toby menghampiri, terlihatlah betapa merahnya muka Wani, karena menahan malu. “Tobb, bantuin gue bangun dong. Kaki gue lemes banget. Selangkangan gue rasanya kaya masih ada yang ngganjel” ujar Wani malu-malu. “Hahaha…KO juga lo ya, cewe paling bahenol di kampus” tawa Toby membahana. Bertambahlah merahlah muka si Wani. Ketika mau bopong Wani, tiba-tiba pikiran mesum Toby keluar lagi. Dikeluarkanlah HP-nya yang berkamera. Toby ambil beberapa shot posisi Wani yang mesum banget itu plus dua close up memek Wani yang berleleran peju.

Karena Wani memejamkan mata untuk mengatur nafas, dia tidak sadar akan tindakan Toby. Akhirnya Toby kasihan juga, tubuh Wani dibopong masuk kedalam mobil. Bahkan dibantuin memakai pakaian dan roknya lagi. Tapi ketika Wani meminta panty-nya, Toby berkata “Ini buat gue aja. Kenang-kenangan. Lo ga usah pake aja. Memek lo butuh udara segar kelihatannya, habis tadi gue sumpalin pake kontol gue terus”. “Sial lo Tobb. Ya udah, ambil dah sana” ketus Wani.

Wani langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika mobil Toby sudah sampai di depan pagar kos-kosan Wani. “Lo bisa jalan ga Wan? Kalo masih lemes, gue papah deh masuk ke kamar lo. Itung-itung ucapan terima kasih sudah mau ngentot ama gue malam ini hehe” kata Toby nakal. Wani tidak bisa menolak tawaran itu, karena memang dia masih merasa lemas dikedua kakinya. Maka Toby pun memapah Wani berjalan menuju kosnya.

Kamar Wani ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1 sudah pada tertutup semua. Tidak ada penghuninya yang nongkrong di luar. Diam-diam Wani merasa lega. Apa kata orang kalo dia pulang dipapah seperti ini. Kalo ga dibilang lagi mabok, bisa dibilang yang enggak-enggak lainnya. Tapi sialnya, ketika dilantai 2 mereka berpapasan dengan si Mira yang baru dari kamar mandi. Mira yang selama ini jealous dengan kesexy-an Wani, perhatiin Wani dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Tiba-tiba si Mira ketawa sinis “Napa lo Wan”. “Sedikit mabok Mir” jawab Wani sekenanya. “Mabok apa lo? Mabok peju kelihatannya” kata Mira nyelekit sambil mandangi paha Wani. Reflek Wani nengok kebawah, betapa kagetnya Wani, karena dia baru sadar tadi belum bersihin leleran peju Toby dan pejunya sendiri. Lelehan peju mengalir dari dalam memek Wani, sampai lututnya. Cukup banyak, sehingga kelihatan jelas.

PIASS! Muka Wani langsung memerah. Wani langsung berpaling, sedang Mira terkekeh senang.
“Kalo elo kelihatannya malah kekurangan peju neh. Mana ada cowo yang ikhlas kasi pejunya ke cewe kerempeng kayo elo?” tiba-tiba Toby nyeletuk pedes. Muka Mira berubah dari merah, kuning sampai jadi ungu.
“Heh, gue juga punya cowok yang mau ngentot sama gue tanpa gue minta” balas Mira ketus.
“Nah, berarti kan lo bedua sama, sama-sama butuh kontol & pejunya. Napa saling hina. Urus aja urusan lo masing-masing, dan kenikmatan lo masing-masing. Ga usah saling sindir” tandas Toby.

Mira langsung terdiam, dan ngloyor masuk dalam kamarnya. Wani sedikit terkejut, ga nyangka kalo si bejat Toby bisa ngomong cerdas seperti itu. Betul-betul penyelamatnya. Setelah ditidurkan di ranjangnya Toby pamit “Gue cao dulu ya Wan. Thanks buat malam ini. Betul-betul sex yang hebat. Baru kali ini gue ngrasain. Kalo lo pengen, call gue aja ya. kontoll gue selalu siap melayani hehe”. “Enak aja. Ini pertama dan terakhir Tobb. Kapok gue naik mobil lo” balas Wani pedas.

Toby cuma tertawa saja, lalu berbalik menutup pintu dan pergi. Sebenarnya Wani merasakan hal yang sama dengan Toby, betul-betul sex yang luar biasa malam ini. Wani ragu-ragu, bila Toby ngajak lagi, emang dia bakal langsung nolak. Kok ga yakin ya? Sialan maki Wani dalam hati.end

Posted by : Miracle Tan

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.